Hai, Kancil!

andra fedya
Chapter #12

11. KEADAAN YANG MEMBINGUNGKAN

Hingga dua hari ke depan, Kancil memutuskan untuk mengistirahatkan diri di kamar kosnya. Ia hanya keluar ketika ia perlu makan, minum, dan beli rokok. Selebihnya, dia cuma tidur sambil mendengarkan Walkman lamanya yang baterainya sudah diisi yang baru.

Ketika Kancil sedang makan nasi bungkus di kamar kosnya, ia dapat info dari Maman kalau anak-anak sedang menyiapkan rencana pembalasan untuk ORC, geng yang menyerangnya lusa kemarin. Katanya, Caesar sudah menyiapkan rencana, dia akan mengerahkan seluruh pasukan untuk menyerang markas ORC.

Mengetahui hal tersebut, Kancil sampai tersedak makanannya. Dia kemudian langsung mencuci tangannya dan berangkat ke Warmes menggunakan angkot, tapi tetap membawa helmnya, seperti sudah kebiasaan.

Di Warmes, memang benar, Caesar dan beberapa yang lainnya sedang berkumpul menyiapkan strategi.

Ketika melihat Kancil datang, mereka langsung menanyakan kabarnya dan menanyakan kronologis kejadian dari versi Kancil.

"Belum bisa nyerang langsung ke ORC," kata Kancil setelah ia menjelaskan kronologisnya. "Kalau dilakuin dalam waktu dekat, pasti kita udah ditunggu."

"Tapi, ini parah," kata Caesar. "Mereka merusak motor juga. Itu dilarang."

Memang benar. Merusak motor itu tidak wajar dilakukan saat tawuran. Kendaraan biasanya dijadikan rampasan perang yang akan dikembalikan melalui perjanjian tertentu.

"Tapi, ini ORC," tegas Kancil. "Mereka senior. Udah lama. Geng paling ditakuti. Mungkin mereka punya aturan sendiri."

"Itu waktu zaman Galang," celetuk Ibuy. "Galang udah pensiun."

"Malah, jadi lebih parah mereka tanpa Galang," kata Kancil. "Galang itu fair. Mereka liar."

"ORC" dibaca "ork" atau dalam artian mereka monster buas dari dunia mistis. Mereka geng motor terkenal dan salah satu yang paling besar di Bandung. Dulu, pemimpin mereka bernama Galang, namun dia sudah mengundurkan diri beberapa tahun lalu. Masalahnya, dengan mundurnya Galang, geng tersebut malah jadi semakin ganas dan di luar kendali. Ketua mereka yang baru punya reputasi menyeramkan, sangat kejam hingga mendengar namanya saja sudah membuat bulu kuduk merinding.

"Saya menentang rencana pembalasan," kata Kancil kepada Caesar. Dia juga lalu melirik Sandru, Ibuy dan Sandi. "Butuh lama persiapannya."

"Menurut si Kemal gimana?" tanya Caesar kepada Kancil. Kemal juga belum ke Warmes lagi, dia masih dilarang pergi-pergi selain sekolah oleh orangtuanya.

"Dia bilang jangan nyerang markas mereka, temuin di jalan aja," ujar Kancil. Kemal memang bilang begitu padanya waktu itu.

Semua anggota rapat darurat itu terdiam. Semuanya tampak sedang menimbang rencana terbaik di kepala mereka masing-masing.

"Ya, udah kita tunda dulu soal ORC, kita bahas lagi setelah dapat rencana yang terbaik," kata Sandru, selaku ketua, mengambil kesimpulan. "Kita fokus buat kegiatan baksos ke Cibogo dulu aja."

"Iya, urusan Cibogo dulu aja," Kancil sependapat.

Ada yayasan panti asuhan di daerah Cibogo yang katanya kekurangan dana untuk membuat kamar mandi yang layak. Dan selama beberapa waktu belakangan, anak-anak kompak mengumpulkan dana untuk membantu. Yang pertama kali mendapat informasi adalah Ahmad, dia bilang itu kepada Sandru bahwa ada panti asuhan yang kondisi kamar mandinya sudah tidak layak. Sandru tergerak untuk membantu, ketika dia menginfokan itu kepada anak-anak, anak-anak semuanya setuju untuk turun tangan. Selain menyumbang uang untuk membuat beberapa sarana sanitasi, mereka semua akan ke sana untuk gotong royong bersih-bersih dan lain sebagainya.

Kancil dan teman-temannya tahu, bahwa membangun beberapa kamar mandi untuk panti asuhan mungkin terdengar seperti perbuatan yang kecil. Tapi, mereka yakin hal itu akan berdampak besar bagi orang yang dibantu. Jadi, sudah beberapa waktu belakangan mereka mencari donatur untuk pembangunan itu. Selain itu, Sandru juga berpesan bila mereka memiliki barang-barang layak pakai yang mau disumbangkan, bisa dikumpulkan di Ibuy.

Ajaibnya, dalam tiga hari, mereka sudah mengumpulkan total uang 21 juta rupiah. Jumlah itu tidak akan mencapai sebanyak itu jika orangtua Kemal tidak turut andil, karena mereka menyumbang sebanyak 20 juta rupiah.

Ketika Kemal memberikan amplop tebal berisi uang tersebut pada Ibuy, dia bilang: jangan bilang-bilang ini dari aing, ya?

Ibuy masih melongo melihat uang sebanyak itu disodorkan padanya. Sepertinya bagi keluarga Kemal, uang sebesar itu sama sekali bukanlah masalah besar. "Mal, bilang sama si Mamah, bisa adopsi aing, nggak?"

Kemal ketawa. "Sori, aing yang nggak mau punya lanceuk kaya maneh," jawabnya. Lanceuk itu artinya kakak, karena Ibuy memang satu tahun lebih tua dari Kemal.

Lihat selengkapnya