Pekerjaanku itu selalu menuntutku untuk selalu siap kapanpun, jika terjadi sebuah peristiwa secara mendadak. Seperti hari itu ketika aku hendak pulang, sebuah persitiwa kebakaran yang membuatku harus menunda rencanaku untuk datang ke acara pernikahan Indah teman kantorku, sebelumnya aku berencana akan datang ke pernikahannya bersama Eliza.
Namun, ketika ponsel sang redaktur berdering dan mendapat kabar ada kebakaran, Mas Chilmi langsung menatapku dan berkata, “Dran, jangan pulang dulu! Ada kebakaran di Sarkem, kamu sekarang meluncur ke lokasi!”
“Siap, Mas.” Karena memang itu tugasku, jadi mau nggak mau aku harus segera mengerjakannya saat itu juga. Rencanaku mau pergi ke acara pernikahan Indah bersama Eliza harus aku batalkan hari itu.
Sebelum berangkat ke lokasi, aku mengabari Eliza kalau ada liputan tambahan, dan mungkin tidak jadi datang ke acara pernikahan Indah. Untungnya Eliza mengerti, dan aku berjanji akan mampir ke kafenya setelah liputan nanti.
***
Asap hitam membumbung tinggi, terlihat dari kawasan Stasiun Tugu. Gumpalan asap itu terlihat berada di Pasar Kembang, segera aku mengarahkan motorku menuju ke lokasi gumpalan asap hitam itu berada.
Semakin mendekati lokasi, aku dapat melihat orang-orang panik berlarian, salah satu akses menuju lokasi kebakaran yang aku lalui ditutup. Aku berhenti sebentar, menghampiri salah satu warga yang ada di sana.
“Lokasi kebakaran itu berada di mana, Pak?” tanyaku ke salah satu warga.
“Di garasi bus, Mas,” jawabnya.
“Jadi lokasinya bukan di Sarkem ya, Pak?” tanyaku lagi.
“Bukan, Mas. Kebakarannya ada di garasi bus, ada tiga bus yang terbakar di dalam sana.”
Dari informasi tersebut aku dapat menyimpulkan, ternyata kebakaran itu berada di garasi bus, bukan di Pasar Kembang atau biasa dikenal Sarkem. Memang lokasinya sangat dekat dengan Sarkem.