Kala itu Musim penghujan sudah memasuki bulan ke tiga, tak jarang berita soal banjir, tanah longsor, pohon-pohon tumbang terus menjadi sorotan di berbagai media. Salah satunya media surat kabar.
Di penghujung tahun itu, para wartawan memang disibukkan oleh alam untuk meliput berbagai aktivitasnya, alam bagaikan klien yang merepotkan. Bencana-bencana banjir bandang dan tanah longsor sering terjadi di berbagai wilayah DIY, satu di antaranya Kulon Progo.
“Maka dari itu, Badran. Aku tugaskan kamu pergi ke Kulon Progo selama satu minggu, untuk membantu rekan-rekan yang ada di sana.”
Saat itu aku berada di ruangan pemimpin redaksi, duduk berhadapan dengan Mas Wildan seorang Pemred, “Lantas, bagaimana dengan tugas-tugasku yang ada di sini, Mas?” tanyaku kemudian.
“Aku sudah bilang ke redakturmu Chilmi, mencari wartawan lain untuk memegang sementara tugas-tugasmu di sini.”
“Terus dari kantor pusat, aku berangkat sendirian?” tanyaku lagi.
“Kamu nggak sendirian, Badran.” Mas Wildan tersenyum, sedikit ia juga tertawa, “Ada temannya juga kok.”
“Siapa itu, Mas?”
Belum sempat Mas Wildan menjawab, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Aku pun langsung menoleh ke arah sumber suara itu, “Ya, silakan masuk,” kata Mas Wildan, pintu itu terbuka, dan munculah seorang gadis yang membuatku sedikit terkejut.
“Dalila, dialah yang akan menemanimu, Dran.” Itu yang membuatku terkejut, dan sedikit bertanya-tanya kenapa harus dia yang menemaniku.
Senyuman Dalila menyapaku, aku hanya membalasnya dengan senyuman kecil, kemudian Mas Wildan memintanya duduk di kursi sebelahku, ia pun nurut dan menduduki kursi itu.
“Dalila masih enam bulan kerja di sini. Aku harap dengan Dalila ikut sama kamu, dia bisa belajar banyak dan bisa menambah wawasannya,” tutur Mas Wildan menjawab segala pertanyaan yang ada di benakku.
“Jadi gini, Dalila.” Mas Wildan beralih menatapnya, ia segera menjelaskan maksud dari panggilannya ke ruangan itu, “Aku akan tugaskan kamu, untuk mendampingi Badran berangkat ke Kulon Progo. Membantu rekan-rekan kita yang tidak bisa menjalankan tugasnya, karena tempat tinggalnya tertimpa musibah.”