Sudah dua hari, Ann masih di rawat di rumah sakit, membuatnya merasa bosan dan ingin segera pulang ke rumah. Ali mengambil izin cuti agar bisa merawat Ann. Ia tidak pernah meninggalkan istrinya.
"Kak."
Ali menoleh ketika Ann memanggilnya, ia lalu menutup laptopnya dan mendekati ranjang.
"Ada apa?" tanyanya lembut.
"Aku ingin pulang."
Ali menaikkan kedua alisnya, "Tapi kamu masih dalam pengawasan dokter, sebelum kamu dipindahkan ke rumah sakit di Jakarta."
"Karena itu aku harus pulang kak, aku harus menyelesaikan sesuatu sebelum aku ke Jakarta. Lagipula aku sudah merasa lebih baik kok."
Ali mengelus rambut Ann, "Tapi nanti kamu kecapean lagi."
"Nggak kak, aku nggak apa-apa ... tolong ya kak. Aku kangen sama rumah dan suasana kamar kita."
Ali menghembuskan napas, ia menyerah, "Baiklah, tapi jangan melakukan sesuatu yang berat-berat."
"Aku hanya ke yayasan sebentar, memeriksa beberapa pekerjaan yang akan aku berikan pada Meira dan Sita."
"Baiklah, aku akan bicara dengan dokter Widia dulu."
Ann mengangguk dengan senang, membiarkan Ali keluar dari ruangannya.
Beberapa menit setelah Ali keluar, Astrid, Keyla dan Asyifa masuk menjenguk Ann.
"Kamu terlihat lebih segar hari ini," Asyifa meletakkan buah-buahan yang dibawanya di meja.
Ann merajuk, "Sebenarnya aku bosan disini, aku sudah meminta kak Ali untuk bisa pulang hari ini."