Ann baru saja selesai memberikan beberapa berkas dan pekerjaan kepada Sita dan Meira ketika Ali masuk ke ruangan kerja istrinya itu. Di tangan pria itu ada beberapa rantang makanan yang kemudian diletakkan diatas meja.
"Sudah selesai?" tanyanya.
Ann mengangguk.
"Kalau begitu kita langsung pamit, karena anak-anak pasti sudah menunggu." Sita menoleh ke arah Meira untuk mengikutinya.
Meira sempat melihat ke arah Ali yang sedang membuka beberapa makanan untuk makan siang Ann. sebelum ia sampai di depan pintu.
Sungguh ia telah berbuat dosa selama ini karena diam-diam menyukai suami dari Ann. Tapi Meira memang tidak bisa membohongi perasaannya. Dan wanita ini selalu pintar menyembunyikan raut wajahnya ketika melihat Ali. Ia sadar sepenuhnya bahwa rasa ini salah dan seharusnya ia bisa membuangnya jauh-jauh sebelum menjadi besar. Baginya cukup dengan hanya melihat laki-laki itu dari jauh tanpa bisa memilikinya. Karena Meira tidak mungkin berbuat sesuatu yang akan membuatnya menjadi wanita jahat. Ia ikut senang dengan perhatian dan rasa cinta Ali yang begitu besar kepada Ann, dan ia akan menjaga perasaannya untuk tidak menyakiti mereka.
"Aku bawa makanan kesukaan kamu."
Di meja sudah tertata, sop ikan, tempe goreng, kerupuk, buah pisang dan buah pir.
Ann menghampiri Ali lalu duduk di sebelahnya, "Kenapa kakak nggak masuk kerja? Aku baik-baik saja kok, karena banyak orang disini yang menjagaku."
Piring Ann sudah terisi penuh.
"Aku tidak akan tenang meninggalkan kamu, meskipun banyak yang nemenin kamu tapi tetap saja kepikiran terus. Daripada aku nggak bisa konsentrasi di kantor, lebih baik aku disini sama kamu."
Ann tersenyum, lalu menerima piringnya dari Ali, "Kakak juga harus makan banyak, biar bisa menjaga aku dengan baik."
"Tentu saja." Ali menyendok satu suapan besar ke mulutnya membuat Ann tertawa kecil.
Ali senang melihat istrinya itu sudah terlihat lebih ceria, ia yakin Ann akan bisa sembuh. Tanpa tahu apa yang sedang direncanakan Ann, ia akan berusaha mengembalikan senyum cantik istrinya itu. Apapun pengobatan untuk Ann, ia akan melakukannya.
Ali akan terus bersamanya, menemani ketika rasa sakit itu menyerang Ann. Ketika istri tercintanya itu merasa lelah dengan penyakitnya, ia akan menjadi orang pertama yang memeluknya.