Keyla masih memikirkan kata-kata Ann semalam, tentang Meira. Wanita ini masih belum bisa menerima niat baik Ann untuk suaminya. Keyla belum mengerti hal itu bisa dikatakan niat baik atau hanya obsesi Ann untuk mencari penggantinya saja. Dirinya saja tidak semudah itu menerima rencana Ann, apalagi Ali.
Keyla menghembuskan napasnya.
Rian yang melihat istrinya itu seperti sedang melamun, mendekat untuk menanyakan keadaannya,"Sayang, kamu kenapa? dari pagi kamu hanya diam saja?"
Keyla menggaruk belakang kepalanya sendiri.
Rian mencoba menilai sendiri, "Apa kamu masih betah berada disini? Nggak apa-apa kok kalau kamu mau lebih lama tinggal disini nemenin Ann sebelum ia ke Jakarta."
Keyla menggeleng, "Bukan kak, bukan karena itu. Lagipula nanti juga aku akan sering ketemu dengan Ann di Jakarta jadi tidak masalah."
Suaminya tidak percaya, "Lalu kenapa? tumben kamu diam aja, apa baby ingin sesuatu?" Rian mengelus perut istrinya yang mulai membuncit.
Keyla terlihat bimbang untuk membicarakan kegelisahannya tentang Ann. Ia ingin sekali berbagi dengan suaminya itu.
"Sebenarnya ...," Keyla menarik napas, ia menelan ludahnya sebelum akhirnya ia mengutarakan semua tentang rencana sahabatnya.
Rian masih terdiam, ia membawa bahu istrinya untuk dipeluknya. Saat ini Keyla pasti sangat sedih dengan keadaan Ann dan merasa bingung dengan rencananya untuk Ali. Sama seperti dirinya yang juga tidak bisa berbuat apa-apa, "Ann sedang bingung, tapi aku yakin Ali tidak akan menyetujuinya."
Keyla menatap kosong ruang keluarga di villanya oma. Hari ini ia harus kembali ke Jakarta, karena Keyla tidak bisa lagi meninggalkan Rian dan Malika lebih lama lagi.
"Kamu harus tetap mendukungnya bagaimanapun juga," ujar Rian.
"Itu berarti, aku seperti yakin kalau Ann nggak akan sembuh dan setuju dengan ide gilanya itu."
Rian menarik napas, "Untuk saat ini, jangan menambah beban pikirannya. Dengan dukungan kalian, aku yakin Ann akan merasa dibutuhkan dan membuatnya bersemangat untuk sembuh," Pria ini tahu, Keyla tidak akan pernah menyukai rencana Ann. Karena menurutnya, tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi Ann di hati dan pikirannya Ali. Walaupun nanti Ann benar-benar akan berumur pendek.
Malika datang dengan membawa setangkai bunga di tangannya. Ia duduk diantara Keyla dan Rian.
"Hei sayang, bunga dari mana ini?" tanya Keyla sambil menghisap wangi bunga berwarna kuning itu.
"Dari kebunnya oma," jawab gadis manis ini santai.
Keyla menaikkan kedua alisnya, "Aduh, oma bisa marah kalau bunganya dipetik seperti ini sayang."