MENCARI SURGA 2

memia
Chapter #22

PERMINTAAN HATI

Ali masih memandangi tanaman hijau di depan kamar rawat Ann. Pandangannya tajam dengan pikirannya yang berkecamuk di kepalanya. Ia marah dengan keadaan, Ia kesal dengan permintaan Ann yang menurutnya hanya titik frustasi istrinya karena penyakitnya. Seharusnya Ann tidak pernah meragukan kesetiaannya, seharusnya Ann jangan pernah takut akan kehilangan cintanya. Seharusnya, dia percaya bahwa dirinya akan sembuh.

Laki-laki ini tidak habis pikir dengan jalan pikiran istrinya. Meskipun memang Ann, mungkin tidak akan berumur panjang. Ia lebih baik sendiri dan tidak mengenal cinta lain selain cintanya pada Ann.

Di dalam kamar masih ada oma dan Keyla. Rian menghampirinya lalu ikut duduk di sebelahnya, menyodorkan satu cup kopi panas.

"Makasih," Ali menerimanya, karena ia memang membutuhkan minuman berkafein itu.

"Ibu-ibu kalau sudah bertemu pasti lama mengobrol," Rian hanya mencoba menghibur Ali.

Ali tersenyum tipis, menyesap kopinya sedikit. Ia memang tidak terbiasa minum kopi, tapi rasa manis dan pahit dari minuman di tangannya bisa sedikit membuat pikirannya tenang. 

"Sepertinya aku perlu lebih banyak belajar tentang bisnis, karena mungkin aku akan fokus untuk mengembangkan usaha yang sekarang."

Rian mengangguk, "Santai saja, aku akan membantu untuk mengambangkan bisnis tanaman hidroponik ustad dan Ann. Saat ini pemasaran sudah sangat bagus kok. Apa, ustad nggak tertarik untuk memegang perusahaan peninggalan om Radit?"

Ali menggeleng, "Sudah ada orang-orang yang dipercaya tante Rosa untuk memegangnya. Lagipula Ann dan aku tidak pernah tertarik untuk berada di belakang meja."

"Karena itu ustad berhenti dari pekerjaan padahal posisinya sudah tinggi?"

Ali hanya mengulum senyum, "Aku hanya ingin fokus dengan Ann untuk saat ini."

Rian mengangguk paham. Ia memang merasakan bagaimana sakit dan rapuhnya Ali saat ini, dan sebagai teman ia hanya bisa menghibur dan ikut berdoa untuk kesembuhan Ann.

Pintu kamar terbuka, Oma dan Keyla terlihat keluar dari ruangan itu.

"Aku akan mengantar Oma untuk berbicara dengan dokter Ridwan, apa kak Rian mau ikut?" Rian mengangguk dengan ajakan Keyla, ia lalu berdiri.

"Ann sepertinya butuh sesuatu," Keyla beralih pada Ali. Wanita ini merasa bahwa Ali tidak perlu untuk ikut menemui dokter yang menangani Ann, karena pria ini pasti sudah mendapat informasi tentang perkembangan penyakit Ann.

Lihat selengkapnya