MENCARI SURGA 2

memia
Chapter #27

HARI PERTAMA

Esok harinya, Meira sudah berada di dapur, menyiapkan sarapan untuk keluarga barunya dan suami barunya. 

Ia mengerti kenapa Ali tidak bisa tidur bersamanya semalam. Dan ia harus menahan perasaannya ketika melihat Ali keluar dari kamar dengan mendorong kursi roda istri pertamanya.

"Kamu sedang apa Mei?" sapa Ann begitu ia sampai di meja makan. Ia berada di sisi kanan Ali yang duduk di ujung meja yang lebih pendek.

Ketiganya, seolah-olah melupakan kejadian semalam. Dan bersikap layaknya sebuah keluarga baru yang harmonis.

"Saya hanya membuat sarapan mbak," Meira menata masakannya di meja.

Ali masih diam, memperhatikan atas meja yang mulai penuh dengan makanan. Sayur sop, tempe goreng, telur dadar dan kerupuk. Meira duduk di sebelah kirinya membuatnya berhadapan dengan Ann.

Meira harus bisa melayani Ali sebaik yang Ann lakukan. Maka Ann hanya memperhatikan, bagaimana wanita kedua di rumah tangganya itu membawakan piring dan mengisinya dengan nasi dan lauk pauk untuk Ali.

Meira melewatkan sesuatu.

"Setiap pagi, ustad selalu minum susu. Ada di lemari, saya selalu menyiapkannya. " ucap Ann pada Meira. Ali hanya diam, memeriksa ponselnya untuk mengalihkan perhatiannya.

"Oh iya, mbak," Meira kemudian mengambil gelas untuk membuat susu yang biasa Ali minum di pagi hari. Susu rendah lemak tapi kaya dengan protein dan vitamin yang biasa disediakan Ann untuk Ali. 

Ketika Ann akan mengambil nasinya sendiri, Ali terlebih dahulu mengambil piringnya lalu mengisinya dengan nasi dan lauk pauk.

Ann hanya tersenyum, menerima piring yang sudah penuh dengan makanan dari Ali.

"Kamu harus banyak makan, kondisi kamu harus benar-benar stabil agar kita bisa segera pergi ke London," Ali mulai memakan sarapannya.

Meira dan Ann hanya saling melirik, lalu mulai mengikuti menghabiskan sarapan seperti satu-satunya pria di rumah itu dengan menahan perasaannya masing-masing. 

.


Ali mengantar Meira ke yayasan dan sekolah, dan membiarkan Ann sendirian di rumah. Ia hanya bisa mengalah ketika Ann meminta waktu untuk sendiri. 

Di perjalanan, Ali dan Meira hanya menikmati perjalanan dengan terdiam. Keduanya terlalu bingung dengan suasana yang masih baru. 

"Nanti pulangnya saya jemput lagi. Saya ada urusan di pesantren dan ingin menemui dokter Widia," ucap Ali begitu mereka sampai. 

"Iya ustad," Meira mengulurkan tangan untuk mencium tangan Ali.

Lihat selengkapnya