Harus berapa kali Ali melihat Ann dalam keadaan seperti ini, terbaring lemah dengan berbagai peralatan medis di tubuhnya. Ia menekan kuat-kuat perasaannya agar tetap kuat, supaya tidak ikut jatuh. Ali hanya menatap wajah yang masih memejamkan matanya itu. Apakah Ann benar-benar tidak akan bertahan? Apakah ia benar-benar akan kehilangannya. Apakah Tuhan tega memisahkan dirinya dengan belahan jiwanya?
Terlintas kenangan-kenangan indah bersama istrinya itu. Ketika pertama kali datang ke pesantren dan akhirnya menikah dengannya. Semuanya membuatnya seperti tidak bisa lagi menghirup udara dengan benar. Ali ikut sakit, seluruh tubuhnya ikut tidak berdaya.
Wajah sendu itu menunduk, dengan tangan yang selalu menggenggam tangan kurus istrinya. Pintu kamar terbuka, membuatnya mengangkat kepala lalu menoleh ke arah pria yang mendekatinya.
Dokter Ridwan tersenyum tipis, "Bisa kita bicara di ruangan saya?"
Sebenarnya Ali tidak ingin meninggalkan Ann, tapi kedatangan Astrid dan Keyla membuatnya mengangguk dan berjalan bersama dokter Ridwan menuju ruangan lain.
Astrid meletakkan satu koper besar yang dibawanya dekat lemari, yang berisi baju-baju Ann dan Ali juga beberapa keperluan untuk keduanya.
Keyla duduk di sofa, diikuti Astrid, keduanya memandangi sahabat mereka yang masih terbaring belum tersadar diatas ranjang.
"Menurut lo, apa yang akan dibicarakan dokter Ridwan dengan ustad?" tanya Keyla.
"Gue harap sesuatu yang baik untuk kesembuhan Ann," Astrid menyandarkan kepalanya, balik bertanya, "apa ustad akan bahagia bersama Meira, Key?"
Keyla melirik sebentar ke arah Astrid, "Bahagia, tapi nggak akan sebahagia ketika bersama Ann. Sebaik apapun perempuan yang dipilih Ann, tidak akan bisa menggantikannya."
"Gue tahu itu, tapi gue kasihan sama Meira." Astrid menegakkan punggungnya.
Keyla memikirkan sesuatu, "Tapi siapapun pasti nggak akan menolak untuk dijadikan istri kedua ustad Ali."
"Maksud gue, perasaannya," sahut Astrid.
Keyla masih menatap bingung.
"Ustad Ali pasti belum bisa bersikap sebagai seorang suami untuk Meira. Kita tahu sendiri, seberapa dalamnya cinta ustad untuk Ann. Dan hal itu pasti akan menyakitkan untuk Meira," ucap Astrid menjawab sebelum Keyla bertanya.
Keyla membuang napas, "Mereka juga menikah karena paksaan kan. Jadi apa ustad Ali berdosa sudah mengabaikan Meira sebagai istri keduanya?"