MENCARI SURGA

memia
Chapter #11

HUKUMAN


Ali mengusap nisan kedua orangtuanya setelah mendoakan keduanya. Ia kemudian mencabut beberapa rumput yang mulai tumbuh panjang di atas makam orangtuanya. 

Soleh yang juga sedang ziarah ke makam orangtuanya sudah selesai berdoa segera menghampiri Ali.

"Udah selesai kak?"

Ali menepuk kedua telapak tangannya untuk membuang tanah yang sempat menempel lalu berdiri.

"Udah, ayo."

Langkah Ali dan Soleh hampir sampai keluar dari pemakaman umum.

"Kak, aku mau dong dapat beasiswa kuliah kayak kakak. Biar bisa kuliah gitu."

"Emang kenapa ngebet banget ingin kuliah, belajar di pesantren memangnya kurang?"

"Selain belajar di pesantren, Soleh juga ingin belajar hal yang lain kak. Biar dapat banyak ilmu, kalau bisa dapat kerja yang bagus, Soleh kan pingin bisa membalas semua kebaikan Kiai sama umi."

Ali mulai menyalakan motornya, disusul Soleh yang naik di jok belakang.

"Insyaallah, kalau kamu niatnya baik dan belajar dengan sungguh-sungguh akan ada jalannya kamu bisa kuliah nanti."

Soleh tersenyum senang. Keduanya mulai meninggalkan tempat itu.

"Tahu nggak kak, pak satpam liat kak Anna kabur lagi tadi. Tapi kali ini dia pergi sama kak David."

Ali memperlambat laju motornya, lalu menghela napas. Mengingat David, santri baru yang juga dititipkan orangtuanya karena nakal dan narkoba. 

David seumuran dengan Ann, dia dikirim orangtuanya yang seorang pejabat daerah karena kenakalan dan narkoba. Sudah beberapa tempat yang sempat disinggahi David sebelum berakhir di pesantren Al-Hidayah. Dari yayasan untuk penanganan anak-anak nakal sampai tempat rehabilitasi, semua tidak bisa merubah apapun dari David. Sampai akhirnya David terdampar di pesantren Al-Hidayah, orangtuanya yang frustasi menitipkan putranya itu kepada Kiai Hasan, sama halnya seperti Ann. Dan seperti biasa Kiai Hasan dengan kelapangan hatinya menerima David di pesantrennya.

Ann akan semakin jauh dari berubah kalau dia bersama dengan David. Anak laki-laki itu tidak bisa ditebak sikapnya. Dia bisa tenang dan menuruti orangtua dan mengikuti semua aturan pesantren tapi dalam sekejap dia bisa tiba-tiba menghilang untuk bersenang-senang bersama teman-temannya yang menunggu di luar pesantren. 

Sepertinya Ali harus berbicara serius dengan Kiai Hasan dan pengajar-pengajar lainnya di pesantren untuk lebih ketat dalam pengawasan santri-santri khususnya santri seperti Ann dan David. Pesantren diberi tanggung jawab oleh orangtua santri untuk mendidik dan memperbaiki akhlak putra-putri mereka. Hal itu adalah beban yang sangat berat, tapi pahala yang didapatkan akan sepadan dengan apa yang mereka lakukan dengan ikhlas.

 .

 

Astrid dan Keyla memperhatikan Ann dan David yang masih mengobrol. Mereka sedang didalam ruang karaoke di sebuah club. Beberapa botol bir dan bungkus rokok yang sudah hampir kosong berada diatas meja. 

Sebelumnya Ann membuat janji bertemu di karaoke bersama Astrid dan Keyla, lalu setelah sampai di tempat hiburan itu Ann mengenalkan David.

"Key, lo perhatiin nggak si David? kayak pernah liat dimana gitu?" bisik Astrid, suaranya tidak terdengar karena musik yang keras di ruangan mereka.

Keyla mematikan rokoknya. "Ho oh, tapi gue lupa."

Lihat selengkapnya