Ann terpaksa harus menunda penerbangannya pulang ke London. Karena masih ada sesuatu yang harus diselesaikan terlebih dahulu ditempat ini. Astrid dan Keyla juga sengaja tidak menemui Ann hari ini. Mereka ingin memberikan waktu untuk dua manusia yang masih berada di ambang gelisah atas status hubungan mereka.
Hari ini adalah hari minggu dan pastinya Ali juga tidak berangkat kerja. Maka Ann sengaja menunggunya, berharap Ali akan mengajaknya bicara dan mencari titik temu dari perasaan mereka. Mereka tentu sudah mengetahui perasaan masing-masing, hanya memang harus ada penegasan dan uraian yang terlontar dari bibir masing-masing. Jangan hanya menerka-nerka saja tanpa dan keputusan apapun. Jangan sampai menggantung atau malah berujung tanpa kepastian.
Ann pernah jatuh cinta berkali-kali tapi kenapa sekarang rasanya seperti akan menghadapi persidangan di meja hijau. Dadanya berdebar, pikirannya gelisah padahal yang akan dihadapinya nanti hanyalah seorang Muhammad Ali Rajeka. Seseorang yang sekarang ada di depan mimbar, sedang memberi ceramah seperti biasa.
Ann menepuk jidatnya sendiri merasa geli dengan apa yang dirasakannya sekarang. Ayolah ia bukan remaja yang akan nikah muda dengan laki-laki pilihan orangtuanya. Ann mengatur nafasnya, untuk menghilangkan kegugupannya ia memilih mengunjungi kebun hidroponik dan melihat-lihat tanaman disana setelah pengajian bubar.
Sepertinya sudah masuk masa panen karena Ann melihat beberapa tanaman sudah banyak yang matang dengan warna yang menggoda untuk dicicipi. Seperti tomat ceri yang sedang diperhatikannya. Warnanya merah cerah dengan bentuk bulat yang sempurna. Kalau dijual ke pasaran pasti harganya mahal. Ali memang berbakat dalam merawat kebun ini yang dibantu beberapa santri.
Sedang asik-asiknya dengan tanaman di kebun itu Ann tidak menyadari kalau Ali sudah berada di belakangnya. Pemuda ini tidak berbeda dengan Ann, dadanya berdetak kencang, melihat Ann dari belakang saja sudah membuatnya bingung sendiri.
"Assalamualaikum." Akhirnya terucap juga sesuatu dari mulutnya.
Tangan Ann berhenti bergerak, ia kemudian berbalik pelan. "Wa'alaikum salam." Jawabnya begitu mengenali siapa yang berada di belakangnya.
"Saya pikir kamu sudah kembali ke London."
"Tadinya juga mau berangkat hari ini, tapi saya masih kangen tempat ini."
Ali mengangguk-angguk, dalam hati tersenyum senang.
Mereka kemudian berjalan beriringan. Cuaca lumayan terik di hari beranjak siang ini, tapi panas-panasan dengan seseorang yang disukai pasti tidak masalah kan.
"Kamu mau mencicipi buah-buahan disini?" tawar Ali untuk mencairkan suasana.
"Oh boleh."
"Bentar ya saya ambil dulu keranjangnya, biar kamu bisa petik sendiri." Ali segara berjalan cepat ke arah bilik kecil tempat menyimpan peralatan pertanian lalu mengambil keranjang kecil.
Ann menerima keranjang itu lalu mulai mencari buah-buahan yang sudah matang. Mereka masih di area tomat ceri, lalu memutar ke arah area buah stroberi. Ali mengajari cara memetik yang benar agar tidak merusak batang tanamannya. Keduanya mulai berbincang ringan dari membahas tentang buah stroberi sampai bagaimana perawatan kebun hidroponik ini sehingga menjadi kebun dengan tumbuhan yang cukup subur seperti ini.
Keranjang Ann hampir penuh, mereka kemudian menuju saung untuk menikmati buah-buahan yang mereka petik. Ada tomat ceri dan buah-buahan jenis berry lainnya. Setelah dicuci dengan air bersih, mereka mulai memakan satu-persatu.
"Stroberinya manis. Saya pikir akan masam dan kecut."
Ali tersenyum kecil. "Karena ditanamnya dengan senyum yang manis, maka tumbuhnya juga pasti manis."
"Maksudnya karena ustad senyumnya manis, jadi buahnya ikutan manis gitu?"
"Iya seperti itu." sahut Ali percaya diri.
"Ya ya terserah ustad aja."
Mereka tertawa dengan candaan ringan dari keduanya. Sepertinya ketegangan mulai mencair, terlihat bagaimana senyum lebar selalu menghiasi pipi keduanya. Mungkin kebersamaan mereka yang dulu pernah tercipta kembali lagi dengan hilangnya rasa canggung dan mulai menikmati saat-saat berdua seperti waktu dulu.
Ali berhenti mengunyah, lalu mulai bertanya.
"Astrid sama Keyla mau liburan di London ya?"
"Iya, mereka ingin menghabiskan liburan semester di sana." Jawab Ann sambil tangannya tidak berhenti memasukan buah-buahan dari keranjang ke dalam mulutnya.
"Kalau saya ikut gimana?"
Ann berhenti mengunyah. "Ikut kemana?"