Tiga gadis muda yang sudah bersahabat cukup lama ini akhirnya tiba di rumah oma pukul sembilan malam waktu setempat. Ann belum sempat menceritakan tentang Ali, mereka bertiga masih merasa lelah dan oma juga menyuruh ketiganya untuk segera beristirahat. Astrid dan Keyla tidak ingin tidur di kamar tamu, mereka tidur satu kamar dengan Ann. Mereka sudah lama tidak berbagi kamar bersama dan rasanya rindu untuk bercerita apa saja sebelum tidur. Tapi sepertinya mereka memang kelelahan karena belum satu jam memasuki kamar, mereka sudah tertidur di satu ranjang.
Sarapan sudah siap di meja makan, ketika Ann, Astrid dan Keyla keluar dari kamar. Ketiganya disambut tuan rumah dengan hangat, Rosa juga sudah duduk di samping oma. Tantenya Ann ini sengaja mampir dulu sebelum ia berangkat kerja.
Ann sudah tidak sabar untuk bercerita, setelah beberapa suapan ia mulai menarik perhatian oma dan Rosa. Dengan pelan-pelan ia menjelaskan maksud dan tujuan Ali yang akan datang beberapa hari lagi.
Rosa tentu saja menyimak dengan antusias karena ia sebelumnya memang sudah tahu, siapa laki-laki yang sedang diceritakan keponakannya itu. Dan memang benar, Ann tidak mungkin melupakan Ali karena Rosa tahu mereka sama-sama ingin saling memiliki.
Tapi oma terdiam sendu, wanita paruh baya yang masih energik ini masih tidak bereaksi ketika Rosa menyampaikan rasa bahagianya dengan berita pagi ini dari Ann. Oma hanya merasa kebersamaannya dengan cucunya itu akan terampas, padahal belum lama ia merasakan tinggal bersama Ann. Oma tentu saja ikut bahagia karena ada laki-laki yang mau bertanggungjawab terhadap cucunya itu, oma hanya masih belum rela saja pisah lagi dengan Ann.
Melihat tatapan sendu dari oma, Ann mengerti kalau neneknya itu mungkin merasa berat harus kehilangannya lagi. Mungkin juga berita ini terlalu tiba-tiba untuk oma, hingga oma masih terkejut dengan Ann yang pulang-pulang membawa berita bahwa ia akan dilamar orang.
Ann jadi bingung sendiri bagaimana membuat oma mengerti dengan niat baik Ali. Gadis ini kemudian menghampiri neneknya itu lalu memeluk bahunya.
"Ann tidak mungkin meninggalkan oma, kalau oma mau, ikut pindah saja ke Indonesia. Nanti kita tinggal bersama. Tapi mungkin rumah Ali tidak sebesar rumah oma."
Oma menghela napas, lalu menggenggam tangan Ann.
"Bukan itu sayang, oma hanya merasa berat kalau harus berpisah lagi sama kamu. Tapi oma juga tidak mungkin menghalangi kamu mendapatkan kebahagian bersama laki-laki yang kamu cintai. It is okay oma mengerti, yang penting kamu bahagia oma akan ikut bahagia."
Astrid dan Keyla yang ikut merasakan atmosfer penuh haru di meja makan itu ikut bergeming melihat oma dan Ann.
"Makasih oma." Ann pun menciumi tangan oma. Rosa menghela napas lega, ikut tersenyum ketika suasana kembali hangat dengan celotehan Astrid dan Keyla.
.
Ann hanya menggeleng melihat antusias Astrid dan keyla ketika mereka sampai di London Eye. Ketiganya memutari tempat wisata itu, berfoto, menikmati pemandangan, sampai ketiganya merasa lelah lalu duduk di kursi kayu sambil menatap roda raksasa yang sedang memutar pelan itu.
"Gue jadi pingin naik." Ujar Keyla sambil menunjuk benda melingkar itu.
"Emang lo berani, lo bakal sekitar tiga puluh menitan di dalam sana lho." Sahut Ann.
Keyla garuk-garuk kepalanya, melirik Astrid.
"Jangan ngajak gue, gue nggak mau jantung gue copot gara-gara naik itu." sahut Astrid cepat.
"Nggak asik lo, ngapain kesini kalau nggak nyobain?" kesal Keyla.
"Lihat-lihat aja kan bisa, menikmati pemandangan laut sambil nyari-nyari bule." jawab Astrid santai sambil membetulkan kerudungnya yang tertiup angin.
Keyla cemberut, kayaknya ia bakal liburan tanpa mencoba berbagai wahana yang menantang.
Ann hanya terkekeh, sambil melihat ke arahnya ponselnya dengan tangannya yang sedang berbalas pesan untuk seseorang yang masih berada di Indonesia.
"Aku sudah bicara sama oma dan tante Rosa, insyaallah mereka responnya baik. Jadi kapan kakak akan berangkat?"
"Pasport aku dua hari lagi selesai, aku juga udah dikasih ijin sama kantor. Jadi tiga hari lagi aku akan berangkat, kamu udah gak sabar ya?"
Ann menaikkan kedua alisnya, nggak sadar juga kalau ia sedang senyum-senyum sendiri.
"Oma aku yang nggak sabar, pingin ketemu calon keluarga baru."
Ali pasti sedang tersenyum disana, merasa bersyukur karena keluarga Ann bisa menerima pemuda sepertinya.
"Ya udah, nanti malam aku hubungi lagi. Hati-hati, jangan pulang malam-malam."
Ann tidak bisa menyembunyikan raut bahagianya, ia lalu memasukan kembali handphone ke dalam tasnya. Astrid dan Keyla masih berdebat tentang wisata lain yang ingin mereka kunjungi. Ann hanya menghela napas mendengarnya, tiba-tiba matanya tidak sengaja menangkap seseorang yang ia kenal. Dan orang itu pun kebetulan sedang melihat ke arahnya. Pria itu melambai sebelum ia dan satu temannya menghampiri Ann.
"Kak Stephen, lagi disini juga?"
Pria dengan lesung pipi itu tersenyum. "Iya Ann, lagi nemenin teman yang pingin jalan-jalan."
Astrid dan Keyla berhenti berdebat, melihat dua pria mendatangi mereka. Stephen memperkenalkan teman prianya, dan Ann memperkenalkan dua sahabatnya yang sedang liburan bersamanya.