Mencari Tuhan Sepanjang Zaman

Mizan Publishing
Chapter #1

Kata Pengantar

Whitehead, Teologi Proses,

dan Posmodernisme:

Sebuah Pengantar

Oleh: Alois Agus Nugroho

 

Saat ini di hadapan pembaca budiman tersaji terjemahan buku hasil pemikiran Alfred North Whitehead (1861-1947) yang aslinya berjudul Religion in the Making. Seperti kita ketahui, Whitehead pada awalnya tidaklah dikenal sebagai filosof, apalagi metafisikawan. Pemikiran tentang metafisika, termasuk di dalamnya tentang agama dan Tuhan, barulah mengkristal pada periode ketiga dalam perkembangan hidup dan perkembangan pemikiran Whitehead.

Karya-Karya Whitehead

Dalam periode pertama, yang berlangsung sampai dengan 1910, Whitehead lebih dikenal sebagai seorang ahli matematika. Pemikirannya dalam periode ini tertuang dalam pelbagai buku, dari A Treatise on Universal Algebra (1898), On Mathematical Concepts of the Material World (1906), The Axioms of Projective Geometry (1906), hingga The Axioms of Descriptive Geometry (1907). Namun, karya tersohor dari periode ini tidak lain ialah Principia Mathematica (1910, 1912, 1913) yang terdiri dari tiga jilid dan ditulis bersama dengan Bertrand Russell, mantan muridnya di Trinity College. Di perguruan tinggi terkenal yang terletak di Kota Cambridge itu, Whitehead menghabiskan sekitar 30 tahun dari masa hidupnya sejak tercatat sebagai mahasiswa hingga menjadi dosen senior. Pada usia 50 tahun, secara mendadak Whitehead pindah ke London, diduga sebagai pernyataan sikap tidak setujunya atas suatu keputusan pihak manajemen Universitas. Pada awal periode kedua ini, diterbitkan pula An Introduction to Mathematics (1911).

Dalam periode kedua, dia menjadi dosen di Imperial College for Science and Technology, mengajar fisika dan utamanya fisika matematis. Ini sebenarnya bidang yang sejak awal telah ditekuni oleh Whitehead, yakni penerapan matematika dalam ilmu fisika. Buku-buku yang ditulisnya dalam periode ini terutama menyangkut sains atau filsafat sains, yakni An Enquiry Concerning the Principles of Natural Knowledge (1919), The Concept of Nature (1920), dan The Principle of Relativity with Applications to Physical Science (1922).

Periode ketiga mulai pada 1924, ketika Whitehead yang berusia 63 tahun memenuhi undangan untuk mengajar di universitas prestisius di Amerika Serikat, yaitu Universitas Harvard. Justru pada masa tuanya inilah, saat dia sudah pantas disebut “manula” (manusia lanjut usia), Whitehead menjadi penulis yang amat produktif. Whitehead bukan hanya penulis produktif, melainkan juga pemikir orisinal dan sistematikawan ulung. Pada usia menjelang 70, dihasilkannya enam karya spektakuler, antara lain buku tentang epistemologi (Symbolism, Its Meaning and Effect, 1927), tentang pendidikan (The Aims of Education and Other Essays, 1929), dan buku kecil yang memadatkan pemikiran dari tiga karya besar Whitehead (The Function of Reason, 1929).1 Yang pertama dari ketiga karya besar tersebut ialah Science and the Modern World (1925), yang sebagian besar merefleksikan fenomena yang disebut “sains”, namun kemudian menukik hingga gambaran dunia (kosmologi) yang diandaikan sains dan bermuara pada suatu “kosmologi alternatif” yang tidak mengecualikan Tuhan. Barulah kemudian tampil Religion in the Making (1926), yang versi bahasa Indonesianya tampil di hadapan Anda sekalian. Dalam dinamika pemikiran Whitehead, buku ini memperhalus dan mengembangkan dua bab dari Science and the Modern World, yakni tentang “Abstraksi” dan “Tuhan”. Dan puncak dari karier filosofis Whitehead ialah sebuah mahakarya berjudul Process and Reality (1929) . Whitehead menata pemikirannya ke dalam suatu keseluruhan yang sistematis yang di dalamnya sains dan agama menduduki tempat yang penting.

Tidak hanya berhenti dengan mahakarya itu, filosof tua bernama Whitehead itu kemudian masih menulis Adventures of Ideas (1933), yang menerapkan sistematika filsafat proses dalam penghayatan dan pemikiran manusia, dan Modes of Thought (1938), yang mengupas konsep-konsep dasar dalam filsafat proses dengan cara yang tidak terlampau teknis. Kemudian menyusul dua artikel yang pada umumnya dilihat sebagai “penutup” karya Whitehead, “Mathematics and the Good” dan “Immortality”. Secara genetis, sebagian kecil dari identitas kita akan tetap lalu-lalang di dunia ketika individu ini mati. Bahkan, karya-karya kita, hasil-hasil dan dampak-dampak perbuatan kita, pengaruh-pengaruh kita, yang baik maupun yang buruk, melalui proses yang secara teknis disebut “prehensi”, akan tetap malang melintang, betapapun redup dan tak teridentifikasi. Dan bila alam semesta lenyap? Tuhan, dalam aspek-Nya sebagai “Sang Konsekuens”, adalah muara dari semua individu atau actual occasions yang pernah “mengalir” sebagai sungai pada Alam Semesta yang menyejarah.

Teologi yang Memperhitungkan Sains

Lihat selengkapnya