Yuki Novara adalah putri dari pasangan Abimanyu dan Fatimah, Abimanyu dan Fatimah sangat menyayangi putrinya.
Fatimah mempersiapkan makan, setelah selesai Fatimah melihat jam. Jam menunjukkan pukul setengah 6 pagi. Fatimah pergi ke kamar putrinya, Fatimah tersenyum melihat putrinya yang masih tertidur.
"Yuki, ayo bangun. Nanti kamu terlambat," Fatimah membuka tirai jendela Yuki.
"Mama, aku masih mengantuk," Yuki menutup wajahnya dengan selimut.
"Ayo bangun sayang, kamu akan terlambat." Fatimah membuka selimut Yuki dan tersenyum.
"Iya mama, sekarang aku bangun." Yuki tersenyum menatap ibunya.
"Mama tunggu di bawah untuk sarapan," Fatimah tersenyum.
"Iya ma," Yuki bangun dari tidurnya, Yuki turun ke bawah.
"Pagi pa, pagi ma." Yuki tersenyum dan duduk di meja makan.
"Pagi sayang," Abimanyu menutup koran yang di bacanya dan meletakkan ke meja.
"Pagi sayang," Fatimah meletakkan minuman di depan putrinya, Fatimah duduk di depan Yuki.
"Bagaimana sekolah kamu?" Abimanyu menatap putrinya dengan serius.
"Baik-baik saja pa," Yuki makan roti dan tersenyum.
"Setelah SMA, kamu ingin kuliah dimana?"
"Yuki belum tahu pa, Yuki masih bingung." Yuki minum setelah menjawab pertanyaan papanya.
"Kamu harus memikirkan dengan serius, ini tentang masa depan kamu Yuki." Abimanyu menasehati putrinya.
"Iya pa, Yuki paham." Yuki tersenyum dan berdiri, Yuki mencium tangan kedua orang tuanya.
"Yuki berangkat ya pa, ma. Assalamu'alaikum." Yuki pergi ke sekolah.
"Waalaikum salam," Fatimah dan Abimanyu menjawab bersamaan.
"Papa ada rencana memasukkan Yuki ke pesantren teman papa, menurut mama bagaimana?" Abimanyu menatap istrinya dengan serius.
"Mama setuju saja, yang terpenting Yuki nyaman dengan pesantrennya." Fatimah tersenyum menatap suaminya.
"Kita masukan Yuki saat liburan sekolah, liburan selama 2 bulan dia belajar di pesantren." Abimanyu tersenyum.
Yuki menghentikan mobilnya didepan pintu yang sudah tertutup, Yuki turun dari mobil.
"Pak, buka dong. Saya sudah terlambat," Yuki memohon ke satpam sekolah.
"Tidak bisa naik, kamu keseringan terlambat. Kamu tunggu pak Joko saja," satpam tersenyum dan pergi.