Keesokan paginya, Yusuf sudah menunggu Yuki keluar dari rumah. Yuki berhenti, Yusuf turun dari dari mobil untuk membantu Yuki. Yuki terkejut melihat Yusuf, Yusuf dan Yuki saling menatap.
Mereka membantu anak-anak menyebrang, mereka saling menatap dan tersenyum.
"Kakak ini pacarnya kak Yuki ya?" ucap Roni, salah satu anak kecil itu.
"Roni, minta maaf sama pak Yusuf. Itu tidak sopan, pak Yusuf ini guru kak Yuki." Yuki tersenyum menjelaskan pada anak-anak.
"Maaf pak Yusuf, Roni tidak tahu." Roni kecil tersenyum.
"Tidak apa," Yusuf tersenyum, Yuki melihat ada nenek yang ingin menyebrang. Yuki pergi tanpa mengatakan apapun, Yuki membantu nenek itu.
"Terima kasih ya cu, kamu baik sekali." Nenek itu tersenyum.
"Sama-sama nek," Yuki tersenyum.
"Nenek akan berdoa semoga kamu mendapatkan jodoh laki-laki baik yang sangat mencintaimu." Nenek itu tersenyum.
"Terima kasih nek." Yuki tersenyum, nenek itu pergi.
"Ayo pergi ke sekolah, sekarang sudah terlambat." Yusuf melihat jam tangannya.
"Iya pak," Yuki masuk ke dalam mobilnya, Yusuf masuk ke dalam mobil miliknya. Mereka berhenti melihat gerbang akan tertutup, Yusuf berhenti di depan pagar dan menurunkan kaca mobil.
"Pak, tolong biarkan Yuki masuk. Dia terlambat karena menolong saya," Yusuf tersenyum dengan ramah.
"Baik pak," satpam membiarkan Yuki masuk, Yuki menurunkan kaca mobil dan berhenti sebentar.
"Terima kasih pak," Yuki tersenyum dengan ramah.
"Iya, kamu cepat masuk." satpam berkata dengan ramah.
Yuki dan Yusuf berjalan bersama, "saya masuk dulu ya pak, terima kasih sudah membantu saya." Yuki tersenyum dan masuk ke dalam kelas.
"Kenapa aku jatuh cinta sama kamu Yuki?" Yusuf tersenyum bahagia dan pergi.
Bel istirahat berbunyi, Yuki dan kedua temannya membawa minuman. Tyas melihat Yusuf duduk sendiri, Tyas menatap sahabatnya.
"Ada apa?" Erika bingung.
"Ada pak Yusuf, kita duduk disana." Tyas tersenyum.
"Jangan, nanti pak Yusuf merasa terganggu." Yuki takut.
"Aku setuju, semua tempat sudah penuh." Erika tersenyum.
"Ya sudah, terserah kalian." Yuki pasrah, Yuki mengikuti langkah sahabatnya.
"Maaf pak, boleh kami duduk disini?" Tyas berkata dengan sopan, Yusuf menatap sekeliling.
"Ya sudah kalian boleh duduk disini," Yusuf mengizinkan karena semua tempat penuh. Mereka bertiga duduk di depan Yusuf, Yuki tersenyum menatap Yusuf didepan matanya.
Yuki merasa jantungnya berdetak dengan kencang, makanan pesanan mereka datang. Mereka makan bersama, Yusuf selesai makan dan menatap Yuki.