Mencintaimu

Widayanti
Chapter #4

Awal yang baru #4

Tyas dan Erika duduk di depan Yusuf.

"Dimana Yuki?" Yusuf bertanya dengan bingung.

"Masih mengobrol dengan Fandy di kelas pak," Erika menjawab, Yusuf cemburu dan semua menjadi hening. Yuki masuk ke perpustakaan, Yuki duduk di samping Tyas.

"Kenapa diam?" Yuki bingung.

"Tidak ada apa-apa, ayo lanjutkan belajar." Yusuf berbicara dengan tegas.

Mereka belajar selama satu jam, mereka memasukkan buku ke dalam tas.

"Tadi bahas apa sama Fandy?" Erika bertanya.

"Tiga hari lagi Fandy mengajak aku jalan jam 7 malam," Yuki menjawab dengan santai, Yusuf menahan rasa cemburu dan mendengarkan.

"Kemana?" Tyas menjawab.

"Aku tidak tahu, aku malas bertanya." Yuki tersenyum.

"Jika kamu tidak mencintai Fandy, lebih baik putuskan. Jangan berzina dengan laki-laki yang belum tentu jadi jodoh kamu." Yusuf menasehati.

"Sebenarnya saya juga ingin putus, tapi waktunya belum ada." Yuki tersenyum.

"Bapak perhatian sekali sama Yuki, lamar dong pak si Yuki." Tyas tersenyum menatap Yuki dan Yusuf.

"Tyas jangan sembarangan kalau berbicara," Yuki menatap Tyas dengan tajam.

"Kalau kamu dilamar pak Yusuf, bagus dong. Kamu bisa putus dari Fandy," Tyas tersenyum, Erika tersenyum melihat kelakuan Tyas.

"Ayo kita pulang, sebelum kamu semakin sembarangan berbicara. Permisi pak," Yuki salah tingkah dan menarik kedua temannya.

Tiga hari berlalu, Yusuf menunggu di depan rumah Yuki menggunakan mobilnya. Yusuf cemburu melihat Fandy dan Yuki naik sepeda motor bersama, Yusuf mengikuti mereka.

"Ini tempat balapan, semoga aku bisa menjaga Yuki."

Yusuf mengikuti Fandy dan Yuki, Yusuf memperhatikan mereka dari jauh. Fandy ikut balapan sepeda motor dan kalah. Yuki pergi ke toilet, Yusuf mengikuti Fandy.

"Dimana perempuan itu, kamu sudah kalah taruhan dengan kami." Ketiga laki-laki kejam melihat Fandy dengan marah.

"Dia ada di toilet, aku akan bawa dia ke jalan belakang, 30 menit lagi." Fandy berkata dengan takut.

"Awas jika kamu berbohong," Ketiga orang itu pergi meninggalkan Fandy, Yuki keluar dari toilet.

"Ada apa? Kenapa wajah kamu terlihat takut?" Yuki bingung.

"Tidak apa, ayo ikut aku." Mereka berjalan menuju tempat itu, Yusuf mengambil mobil dan menyusul Fandy.

"Siapa mereka?" Yuki bersembunyi dibelakang Fandy.

"Aku kalah taruhan dengan mereka, kamu harus ikut mereka." Fandy berkata dengan santai.

"Sakit jiwa kamu, aku pacar kamu." Yuki marah mendengar perkataan Fandy.

"Maaf sayang," Fandy menggenggam tangan Yuki, Yuki menampar wajah Fandy.

Lihat selengkapnya