Pernikahan Yusuf dan Ani sudah 6 bulan, Yusuf sudah menyelesaikan S2. Yusuf tidak ingin pulang, Yusuf ingin menetap di Kairo untuk melupakan Yuki.
Hari minggu, jam 8 pagi Ani selesai memasak dan pergi ke kamar mandi. Ani terpeleset dan terjatuh, kepala Ani menatap dinding. Ani pingsan.
Intan mengajak Ella ke rumah Ani, Intan mengetuk pintu namun tidak ada jawaban.
"Assalamu'alaikum Ani? Kenapa tidak ada jawaban ya?" Intan bingung.
Intan mencoba membuka pintu, Intan terkejut karena Ani tidak mengunci pintu.
Intan masuk ke rumah dan memanggil nama Ani, "Ani? Kamu ada di rumah?" Intan berjalan perlahan dengan takut.
"Ella tunggu disini ya, mama cari tante Ani." Intan tersenyum.
"Iya ma," Ella tersenyum dan duduk, Intan pergi ke kamar mandi. Intan melihat Ani pingsan dan berlumuran darah.
"Ani?" Intan terkejut, dan berlari keluar memanggil tetangga untuk membantu.
"Pak tolong, Ani terjatuh." Intan berkata dengan panik.
"Ayo kita tolong," Semua warga pergi ke rumah Ani, Ani dibawa ke rumah sakit dengan mobil Intan.
"Sayang, kamu pulang ya. Kamu di rumah sama papa," Intan panik.
"Tenang saja bu, saya akan mengantar Ella pulang." Bu Dewi tetangga Intan menggenggam tangan Ella.
"Terima kasih ya bu, assalamu'alaikum."
Intan pergi ke rumah sakit, Intan memanggil suster. Suster datang dan membantu Intan, Ani dibawa ke UGD.
"Ibu tolong urus administrasi," suster berkata dengan tegas, Intan mengurus semuanya.
Setelah mengurus administrasi, Intan kembali ke UGD. Intan khawatir dengan Ani dan bayinya, Intan berdoa untuk kesembuhan Ani. Intan menelepon orang tua Ani, mereka pergi ke rumah sakit.
"Ya Allah tolong selamatkan Ani dan bayinya, aamin." Intan merasa khawatir, Intan duduk dengan harapan Ani dan bayinya baik-baik saja.
Dokter keluar dari ruangan, "apa anda keluarga dari pasien?"
Intan berdiri, "iya dok, saya kakak ipar Ani. Bagaimana keadaan Ani dan bayinya?"
"Ibunya baik-baik saja, tapi bayinya meninggal." Dokter menjelaskan.
"Innalillahi, apa Ani akan baik-baik saja dok?" Intan bertanya dengan khawatir.
"Kami membutuhkan tanda tangan keluarga untuk mengelurkan bayi dan menyelamatkan nyawa pasien," dokter menjelaskan.
"Saya akan tanda tangan, tolong selamatkan Ani."
"Kami akan berusaha, tolong bantu doa ya bu."
Intan mengikuti dokter, Intan pergi ke ruang dokter dan tanda tangan. Intan menunggu dengan panik didepan UGD, tiga jam berlalu. Orang tua Ani sampai di rumah sakit, orang tua Ani mendekati Intan.