Mencintaimu

Widayanti
Chapter #14

Kematian Ani #14

Akbar mendekati istrinya, Intan memasukkan handphone ke tas.

"Aku minta, kamu bersikap sopan dan menjaga amarah kamu didepan orang tua Ani." Intan berkata dengan tegas.

"Iya sayang," Akbar tersenyum, mereka masuk ke ruangan. Lilis marah melihat Akbar, Intan menggenggam tangan suaminya.

"Cepat minta maaf pada orang tua Ani," Intan berkata dengan lirih.

"Saya datang kesini untuk meminta maaf, saya akan mengurus pemakaman anaknya Ani." Akbar berbicara dengan sopan.

"Anaknya Ani? Kamu tidak merasa anak yang dikandung Ani adalah darah daging kamu sendiri?" Lilis marah pada Akbar.

"Kamu kenapa berbicara seperti itu," Intan berbicara dengan lirih dan menatap Akbar dengan marah.

"Apa yang aku katakan benar," Akbar berbicara dengan lirih, Intan menahan amarahnya.

"Maaf pak, bu. Kami permisi untuk mengurus pemakaman bayi Ani," Intan berkata dengan sopan dan pergi, Intan menarik tangan suaminya untuk keluar dari ruangan.

"Kenapa kamu tarik tangan aku seperti tadi, aku ini suami kamu." Akbar marah dan melepaskan tangannya.

"Kalau kamu punya hati, kamu tidak akan berbicara seperti tadi."

Intan marah dan pergi, setelah mengurus semua administrasi. Akbar pulang ke rumah, Intan masuk ke ruangan.

"Intan, bapak sama ibu titip Ani sebentar ya. Kami ingin sarapan," Udin berbicara dengan sopan.

"Iya pak, Intan akan menjaga Ani." Intan berkata dengan sopan.

"Assalamu'alaikum," Udin dan istrinya pergi.

"Waalaikumsalam," Intan duduk, Intan sibuk mengurus beberapa dokumen di handphone miliknya, Ani terbangun.

"Mbak Intan," Ani berkata dengan lirih.

Intan terkejut dan melihat Ani sudah membuka mata dan berusaha untuk duduk. Intan memasukkan handphone ke tas, Intan menahan Ani untuk bergerak.

"Jangan bergerak dulu, kamu harus banyak istirahat." Intan tersenyum.

"Boleh aku minta tolong sesuatu?" Ani berkata dengan lirih.

"Apa yang kamu inginkan Ani?"

"Aku minta mbak Intan carikan dua lembar kertas dan sebuah pulpen," Ani tersenyum.

"Kamu tunggu disini, aku akan mencari kertas dan pulpen."

Intan tersenyum, Intan keluar dari ruangan dan menemui suster untuk meminta pulpen dan kertas.

Lihat selengkapnya