"Apa yang sebenarnya terjadi?" Umar bertanya dengan bingung.
"Semenjak kehadiran Ani, saya sadar mas Akbar berubah. Mas Akbar selalu marah dengan hal kecil, bahkan sering marah pada Ella." Intan berkata dengan tegas.
"Aku janji akan memperbaiki semuanya, kita mulai semua dari awal. Aku mohon," Akbar menggenggam tangan istrinya, Intan terdiam tanpa menatap suaminya.
"Keputusan aku sudah bulat, aku ingin bercerai. Kamu bahkan tidak peduli pada anak dalam kandungan Ani," Intan berkata dengan tegas dan menatap Akbar dengan marah.
"Bukannya kamu yang dari awal tidak ingin aku memiliki istri kedua? Kenapa sekarang kamu marah dan meminta cerai?"
Akbar berbicara dengan tegas, Intan tersenyum sinis mendengar perkataan suaminya.
"Aku memang tidak ingin memiliki madu, tapi kamu sudah memiliki anak dengan Ani tanpa sepengetahuan aku. Aku selalu mengatakan ke kamu, jangan pernah menyakiti anak dalam kandungan Ani." Intan berbicara dengan marah.
"Aku sudah memenuhi keinginan kamu, aku tidak pernah menyakiti Ani dan bayinya. Kenapa sekarang meminta cerai?"
"Aku tidak menyangka ternyata kamu bodoh, aku ingin kamu peduli pada anak dalam kandungan Ani." Intan berbicara dengan marah dan pergi.
"Intan tunggu," Akbar berdiri.
"Berhenti Akbar," Aisyah berdiri dan berbicara dengan tegas, Akbar berhenti berjalan.
"Tapi umi," Akbar menatap ibunya dengan bingung.
"Kamu hargai keputusan Intan, kamu sendiri yang menghancurkan semuanya." Aisyah duduk kembali, Umar hanya terdiam.
Intan pulang ke rumah orang tuanya, Intan mengetuk pintu. Siti, ibu Intan membuka pintu. Intan menangis memeluk ibunya.
"Ada apa sayang?" tanya Siti dengan bingung.
"Aku ingin cerai dengan mas Akbar," Intan menangis, Siti terkejut mendengar perkataan putrinya.
"Ayo duduk dulu."
"Iya ma," Intan menghapus air matanya, Siti dan Intan duduk.
"Ada apa sebenarnya?" Siti bertanya dengan bingung.
"Mas Akbar selingkuh, dia memiliki anak dari perempuan itu." Intan menangis.
"Sejak kapan?" Siti bertanya dengan bingung.
"Aku tahu 6 bulan yang lalu, perempuan itu mengadu pada abi dan umi. Perempuan itu dinikahkan dengan Yusuf, adik mas Akbar." Intan menjelaskan dengan sedih.
"Kenapa kamu tidak pernah bercerita pada mama?" Siti memeluk putrinya.