Mencintaimu

Widayanti
Chapter #16

Tak terduga #16

Ella, Intan dan Siti duduk dan menonton televisi. Ella menatap ibunya dengan serius, Intan bingung.

"Ada apa sayang?"

"Apa papa tidak merindukan Ella?"

Intan dan Siti saling menatap, mereka terkejut dan bingung bagaimana menjawab pertanyaan Ella.

"Papa sedang di Kairo, seperti om Yusuf." Intan berbohong.

"Kapan papa pulang ke Indonesia ma? Apa papa benci Ella?" Ella bertanya dengan sedih.

Intan dan Siti sedih mendengar perkataan Ella, Intan menarik nafas untuk menenangkan diri.

"Papa sayang sama Ella, mungkin papa butuh waktu untuk sendiri setelah perceraian ini." Intan menjelaskan dengan sabar.

"Sampai kapan ma?" Ella bertanya.

"Mama juga tidak tahu, tapi Ella harus percaya kalau papa sangat menyayangi Ella. Sekarang Ella tidur, sudah malam." Intan tersenyum.

"Iya ma, selamat malam semua." Ella tersenyum dan pergi ke kamar, Intan bersandar di kursi.

"Kenapa kamu berbohong?" Siti menatap putrinya dan berkata dengan serius.

"Aku tidak mungkin mengatakan tentang mas Akbar pada Ella, Ella pasti sedih." Intan menatap ibunya dengan sedih.

"Kasihan Ella, jika selamanya dibohongi tentang kondisi papanya." Siti menasehati putrinya.

"Intan akan berkata jujur, jika Ella masih ingin bertemu dengan mas Akbar." Intan sedih, semua hancur karena suaminya.

Intan duduk di kantin kampus, Ika teman Intan mendekati. Ika duduk disamping Intan, Intan menatap sahabatnya yang menjadi dosen di Fakultas berbeda.

"Ada apa?" Intan melanjutkan mengetik laptop miliknya.

"Kamu ada kenalan tidak? Fakultas ekonomi bisnis butuh dosen baru." Ika menatap sahabatnya dengan bingung.

"Mengajar materi tentang apa?" Intan berhenti mengetik dan menatap sahabatnya dengan serius.

"Materi ekonomi dan bisnis menurut islam dan sejarah, materi untuk semester dua." Ika menjelaskan.

"Nanti aku coba tanya ke adik ipar, siapa tahu dia belum dapat pekerjaan." Intan tersenyum.

"Kalau bisa, besok pagi ke kampus. Sudah dua hari dosen cuti melahirkan." Ika menjelaskan.

"Oke, terima kasih infonya." Intan tersenyum.

Yuki, Erika dan Tyas pergi ke toko buku bersama. Mereka sibuk mencari buku, Yuki melihat ada pulpen yang cantik.

"Sudah belum Yuki?" Erika bertanya, Erika dan Tyas menghampiri Yuki. Yuki menoleh ke arah temannya.

"Sudah, menurut kalian bagus pulpen yang warna pink atau biru." Yuki menunjuk ke arah pulpen, Erika dan Tyas mendekat dan melihat pulpen.

"Biru," Erika menjawab dengan tegas.

Lihat selengkapnya