"Iya pak Yusuf, ada apa?" Yuki bertanya dengan sopan.
"Apa saya masih ada di hatimu?" Yusuf berdiri dan mendekati Yuki, mereka berhadapan, mata mereka saling menatap. Yusuf bertanya dengan serius.
"Maksudnya?" Yuki bingung.
"Beri aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya, maaf sudah menyakiti hatimu." Yusuf menatap Yuki dengan serius.
"Tadi bapak bilang sudah mempunyai istri, apa bapak lupa tentang mbak Ani?" Yuki bingung.
"Saya mohon, beri saya kesempatan menjelaskan semuanya. Tidak ada kebohongan diantara kita," Yusuf menatap Yuki dengan serius.
"Baik, apa yang ingin pak Yusuf jelaskan?" Yuki menatap Yusuf dengan serius, Yusuf mengeluarkan surat dari tas miliknya.
"Kamu baca, ini surat dari Ani." Yusuf memberikan surat pada Yuki, Yuki menerima surat dan membuka dengan bingung.
"Assalamu'alaikum Yuki, saat kamu baca surat ini. Itu artinya, aku sudah tidak ada di dunia ini. Aku minta maaf sudah merebut mas Yusuf, mas Yusuf menikah denganku karena tanggung jawab sebagai adik. Mas Yusuf sangat mencintai kamu." Ani selesai menulis surat, Yuki selesai membaca dan menatap Yusuf.
"Apa maksud surat ini?" Yuki menunjukkan surat pada Yusuf dengan bingung.
"Sebenarnya Ani hamil anak mas Akbar, malam setelah aku melamar kamu. Ani dan orang tuanya datang ke rumah meminta pertanggung jawaban mas Akbar."
"Tunggu, mas Akbar suaminya mbak Intan? Ayahnya Ella?" Yuki bertanya dengan bingung.
"Iya Ani hamil anak mas Akbar, mbak Intan tidak ingin memiliki istri dua. Itu sebabnya, aku harus menikah dengan Ani." Yusuf menatap Yuki serius.
"Kamu tidak bohong?" Yuki bingung.
"Tidak, inilah kenyataannya. Setelah menikah, aku pergi ke Kairo. Ani meninggal karena mengalami pendarahan, sekarang mas Akbar dan mbak Intan sudah bercerai." Yusuf menjelaskan dengan serius.
"Jadi pernikahan itu bukan karena kamu mencintai mbak Ani?" Yuki menatap Yusuf dengan ragu.
"Aku tidak pernah mencintai Ani, aku hanya mencintai kamu. Apa kamu mau memberi aku kesempatan kedua?" Yusuf melepaskan cincin yang dia pakai dan memberikan pada Yuki.
"Cincin ini, dulu aku berikan ke kamu. Aku berharap, masih ada cinta untuk aku Dihatimu." Yusuf bersimpuh memberikan cincin pada Yuki.
Yuki terkejut mendengar perkataan Yusuf, "mas Yusuf serius mencintai aku?"
"Aku sangat serius, aku mencintai kamu." Yusuf tersenyum menatap Yuki.
"Mas janji, tidak akan meninggalkan aku lagi?" Yuki bertanya dengan ragu.
"Janji, aku tidak akan melakukan kesalahan yang sama lagi. Tapi untuk menikah, aku minta kamu tunggu 2 bulan lagi." Yusuf tersenyum.
"Maksudnya?" Yuki bingung.
"Sekarang aku baru jadi dosen, jika dua bulan kedepan kerja aku bagus. Aku akan jadi dosen tetap, aku punya penghasilan untuk menghidupi kamu setelah menikah." Yusuf tersenyum menjelaskan semuanya.
"Aku mau jadi istri kamu, selama dua bulan ini. Kita akan merahasiakan hubungan dari semua orang, sampai kamu jadi dosen tetap." Yuki tersenyum.