Mencintaimu

Widayanti
Chapter #19

Syarat #19

"Saya kakak ipar Yusuf, saya datang kesini untuk membantu Yusuf menjelaskan semuanya." Intan berkata dengan tegas.

"Jadi perempuan yang dinikahi Yusuf, itu selingkuhan suami kamu?" Abimanyu bertanya dengan lirih.

"Iya, perempuan itu hamil anak suami saya. Yusuf menikah dengan dia karena terpaksa, tapi perempuan itu mengalami pendarahan dan meninggal bersama bayi yang dia kandung." Intan menjelaskan semuanya, Abimanyu dan Fatimah terkejut.

"Tapi," Abimanyu bingung.

"Yusuf tidak pernah menyentuh perempuan itu, setelah menikah Yusuf melanjutkan S2 di Kairo. Saya harap, anda berbesar hati menerima Yusuf menjadi menantu." Intan tersenyum dengan ramah.

"Bagaimana pa?" Fatimah bingung, Abimanyu terdiam.

"Saya memiliki tiga syarat yang harus kamu penuhi, bagaimana?" Abimanyu bertanya dengan tegas.

"Apa syaratnya om?"

"Pertama, kamu tidak boleh menyakiti putri saya. Apalagi membuat dia menangis," Abimanyu berkata dengan tegas.

"Saya siap melakukan syarat pertama, saya hanya ingin melihat Yuki tersenyum bahagia." Yusuf tersenyum menatap Yuki.

"Syarat kedua, kamu tidak boleh menghalangi saya dan istri untuk bertemu putri kami setelah menikah." Abimanyu berkata dengan tegas.

"Saya tidak akan menghalangi, karena selamanya Yuki adalah putri om dan tante." Yusuf berkata dengan sopan, Yuki tersenyum mendengar jawaban Yusuf.

"Syarat ketiga, kamu tidak boleh melarang saya memberikan uang bulanan dan restoran pada Yuki. Biarkan Yuki mengelola semua restoran saya, kamu tidak boleh marah pada Yuki." Abimanyu berkata dengan tegas.

"Untuk restoran itu hak dan pilihan Yuki, saya tidak akan ikut campur. Tapi saya bisa menikahi Yuki setelah dua bulan kedepan, saya belum memiliki pekerjaan tetap saat ini. Saya tidak ingin menikah, jika saya belum bisa menafkahi Yuki dengan pekerjaan yang pasti." Yusuf menjelaskan semuanya.

"Baik saya setuju, pernikahan kalian dilaksanakan tiga bulan kedepan. Saya juga tidak ingin Yuki menikah dengan laki-laki yang tidak bertanggung jawab." Abimanyu tersenyum.

"Terima kasih om," Yusuf tersenyum menatap Abimanyu.

"Jangan panggil om, panggil papa dan mama saja. Jangan lupa panggil orang tua kamu untuk datang kesini, kita tentukan tanggal pernikahan kalian." Abimanyu tersenyum menatap putrinya yang tersenyum bahagia.

"Iya om, eh papa maksudnya." Yusuf tersenyum, minuman datang.

"Silahkan di minum," Fatimah tersenyum.

Satu jam kemudian, "kalau begitu saya permisi, sudah mau maghrib." Siti berbicara dengan sopan.

"Iya bu, silahkan. Terima kasih untuk semuanya," Fatimah tersenyum dengan ramah.

"Kalian sudah saya anggap seperti keluarga, saya tidak ingin melihat Yuki bersedih. Kalau begitu assalamu'alaikum," Siti tersenyum dan berdiri.

Lihat selengkapnya