Jam 10 pagi, Yuki pergi ke kampus.
"Bapak langsung pulang saja, nanti saya pulang sama mas Yusuf." Yuki mengatakan dengan sopan.
"Iya non," jawab supir dengan sopan, Yuki keluar dari mobil. Yuki berjalan menuju kelas, ada pemuda yang menghampirinya.
"Pagi Yuki, ayo kita ke kelas bersama." Laki-laki itu tersenyum menatap Yuki.
"Kamu duluan saja, aku masih ada urusan." Yuki menjawab dengan sopan.
"Kamu mau kemana?"
"Aku mau ke toilet, jadi kamu duluan saja ke kelas." Yuki mencoba bersabar.
"Bye Yuki," Pemuda itu tersenyum.
"Iya bye," Yuki menjawab dengan pelan, laki-laki itu pergi.
"Kenapa laki-laki itu tidak paham, kalau aku tidak menyukai mereka." Yuki menarik nafas untuk menahan emosinya.
Tiba-tiba ada yang memegang pundaknya, Yuki terkejut dan menoleh ke belakang.
"Mas jangan tiba-tiba muncul begitu, aku terkejut." Yuki mengelus dadanya karena terkejut.
"Maaf sayang, kenapa kamu diam disini?" Yusuf menatap dengan bingung, Yusuf menatap ada laki-laki yang berjalan menjauh.
"Tadi ada cowok yang mendekati aku, tapi aku bisa lolos." Yuki tersenyum menatap Yusuf.
"Sepertinya aku tidak bisa membiarkan calon istriku sendirian," Yusuf tersenyum menatap Yuki.
"Sudah jangan gombal di kampus, nanti semua orang tahu." Yuki tersenyum.
"Iya sayang, ayo kita ke kelas bersama." Mereka jalan bersama, Yuki masuk ke kelas dan duduk, Yusuf duduk di tempatnya sebagai dosen.
"Sekarang buka buku halaman 15, kita pelajari bersama."
Jam 12 siang, kelas berakhir. "Jangan lupa kerjakan tugas kalian."
"Iya pak," jawab semua mahasiswa secara bersamaan.
Satu persatu semua keluar dari kelas, Yusuf mengirim chat untuk Yuki. Yuki membaca chat itu, Yusuf tersenyum menatap Yuki dan pergi.
"Yuki, kenapa senyum sendiri?" Laras bertanya dengan bingung.
"Tidak ada apa-apa," Yuki memasukkan handphone ke tas.
"Ayo kita ke mall, sudah lama tidak jalan bersama." Dinda menatap kedua temannya dengan serius.
"Hari ini aku ada urusan, maaf ya tidak bisa ikut." Yuki menatap kedua temannya dengan perasaan menyesal karena menolak permintaan mereka.
"Ya sudah, lain kali kamu harus ikut ya." Dinda memohon.