"Intan?" Hamzah terkejut.
"Mas Hamzah? Lama tidak bertemu." Intan tersenyum.
"Iya lama tidak bertemu," Hamzah tersenyum menatap Intan.
"Jadi kalian mau makan apa?" Intan bertanya pada Yuki dan Yusuf.
"Saya makan nanti saja mbak, boleh minta tolong ambilkan minuman." Yuki berkata dengan sopan.
"Mau minum apa?" Intan bertanya, Hamzah menatap Intan dengan tersenyum. Hati Hesti sakit, melihat calon suaminya menatap perempuan lain.
"Aku jus strawberry, kalau kamu apa mas?" Yuki menatap suaminya.
"Sama saja mbak sama Yuki, maaf merepotkan mbak." Yusuf berkata dengan sopan.
"Kalian sudah seperti adik aku, jadi tidak perlu sungkan begitu. Aku tinggal dulu, permisi ya mas Hamzah." Intan berkata dengan sopan dan pergi.
Yuki memperhatikan Hamzah, Yuki merasa curiga. Karena tatapan Hamzah seperti tatapan Yusuf padanya, Yuki melihat Hesti cemburu.
"Maaf mas Hamzah, boleh saya tanya sesuatu?" Yuki bertanya dengan serius.
"Iya, mau tanya apa?" Hamzah bingung.
"Sejak kapan mas kenal dengan mbak Intan?"
"Sejak SMA hingga kuliah, sejak Intan menikah. Kami sudah tidak pernah bertemu, karena saya pindah ke desa bersama orang tua." Hamzah menjelaskan.
"Jadi laki-laki yang sering main ke rumah mbak Intan waktu itu mas Hamzah." Yuki tersenyum.
"Maksudnya?" Hamzah bingung.
"Mas lupa ya, dulu waktu mas main ke rumah mbak Intan. Ada anak kecil perempuan yang selalu datang dan mengganggu mas, saat mas mendekati mbak Intan." Yuki tersenyum.
"Kamu tetangga Intan yang waktu itu? Gadis nakal?" Hamzah terkejut.
"Iya mas, gadis nakal itu saya." Yuki tersenyum menjelaskan.
"Aku tidak menyangka, selamat untuk pernikahannya. Semoga sakinah mawaddah warohmah selamanya," Hamzah tersenyum.
"Terima kasih do'anya, kapan mas menikah dengan Hesti?" Yuki bertanya dengan serius, Hamzah terdiam. Hamzah terlihat bingung dan ragu, Hesti merasa sedih melihat sikap Hamzah.
"Insyaallah, secepatnya. Do'akan kami ya," Hesti tersenyum.
"Aku pergi dulu ke toilet, assalamu'alaikum." Hamzah pergi.
"Waalaikumsalam," Yuki, Yusuf dan Hesti menjawab bersamaan.
"Aku duduk dulu ya, permisi." Hesti tersenyum dengan canggung dan duduk, Hesti memperhatikan Intan sedang mengobrol dengan putrinya karena tidak mau makan.