Mencintaimu

Widayanti
Chapter #24

Penantian#24

"Kamu ingin membahas tentang apa?"

"Apa mbak Intan mencintai mas Hamzah?"

Intan terdiam mendengar pertanyaan Hesti, Intan tersenyum menatap Hesti.

"Saat SMA, saya pernah mencintai mas Hamzah. Tapi setelah menikah, saya menghilangkan perasaan saya pada mas Hamzah. Saya pikir, setelah beberapa tahun menikah maka cinta itu akan hilang. Entah babagaimana, sekarang saya mencintai mas Hamzah."

"Mbak ingin merebut mas Hamzah dari saya?" Hesti bertanya dengan marah.

"Saya tidak ingin merebut mas Hamzah dari kamu, saya sadar jika saya tidak pantas untuk mas Hamzah." Intan tersenyum.

Mendengar perkataan Intan, Hesti terkejut dan terdiam. Hesti berdiri dan pergi, Fandy melihat Hesti. Fandy mengikuti Hesti, Hesti duduk di kursi luar cafe dan menangis.

"Assalamu'alaikum cantik, boleh aku duduk disini?"

"Waalaikumsalam, silahkan," Hesti menghapus air matanya, Fandy duduk didepan Hesti.

"Boleh aku tahu, kenapa kamu menangis?"

"Aku merasa jadi perempuan yang jahat, memisahkan dua orang yang saling mencintai." Hesti menghapus air matanya.

"Oh cinta segitiga, lebih baik kamu lepaskan laki-laki itu bersama perempuan yang dia cintai. Kamu mungkin bisa memiliki tubuhnya, tapi kamu tidak akan pernah memiliki hatinya." Fandy menasehati Hesti.

"Tapi aku mencintai dia," Hesti berkata dengan tegas.

"Percuma kamu mempertahankan cintamu, kamu dan dia tidak akan pernah bahagia jika bersama."

Hesti terdiam mendengar perkataan Fandy, dia sadar Hamzah tidak akan pernah mencintainya.

"Aku pergi dulu, assalamu'alaikum." Fandy tersenyum dan pergi, Fandy dan Intan makan bersama. Hesti melihat Intan dan Fandy makan bersama, Hesti kecewa dan pergi dari cafe.

Keesokan harinya, Hesti pergi ke rumah Hamzah. Ibu Hamzah menyambut Hesti dengan ramah, Hesti duduk.

"Ayo duduk dulu nak Hesti, ibu panggil Hamzah." Ratna, ibu Hamzah masuk ke kamar anaknya.

"Ada apa bu?" Hamzah bertanya dengan bingung.

"Ada Hesti di luar, cepat temui dia."

"Iya," Hamzah meletakkan handphone di meja dan keluar dari kamar, Hamzah duduk.

"Ada apa? Kalau bahas pernikahan, aku tidak ingin menikah denganmu." Hamzah berkata dengan tegas.

"Besok, kamu datang dengan ayah dan ibu ke rumah aku jam 9 pagi. Ada yang ingin aku bicarakan," Hesti berbicara dengan serius.

"Besok aku tidak bisa, aku sudah janji untuk melamar Intan." Hamzah berkata dengan tegas.

"Ini tentang pernikahan kita, datanglah besok jam 9 pagi. Assalamu'alaikum," Hesti berdiri dan pergi.

"Wa'alaikumsalam," Hamzah bingung harus memilih yang mana.

Lihat selengkapnya