Buku ini bukan kisah tentang keberanian, bukan pula catatan perjalanan yang sinis. Ini adalah kepingan kisah seorang anak manusia yang mengembara bersama waktu, dengan penuh cita, dan pengharapan.
Selama sembilan tahun seseorang dapat memikirkan banyak hal, mulai dari pemikiran filosofis tingkat tinggi sampai pada keinginan akan semangkuk oat meal hangat yang selaras dengan keadaan perutnya saat itu. Pada saat yang sama ia adalah seorang pengembara, ia bisa mengenyam pengalaman yang mungkin menarik bagi orang lain dan setiap catatan perjalanannya akan terbaca sampai berbentuk seperti ini.
Jadi, sekeping koin telah di lambungkan, jatuh berjumpalitan, terkadang kelihatan kepala terkadang juga ekor. Manusia, makhluk penilai dari segala sesuatu, akan berbicara melalui mulutku dan mengisahkan kembali apa yang telah aku saksikan dengan kata-kataku sendiri.
Dari sepuluh kemungkinan muncul ekor, barangkali aku hanya melihat muncul kepala satu kali, atau sebaliknya: mulutku mengatakan apa yang telah dilihat mataku.
Apakah pandanganku terlalu sempit, terlalu bias, terlalu terburu-buru; apakah kesimpulanku terlalu kaku?