Mendadak Gangster

budi kurniapraja
Chapter #1

Kerasukan Bruce Lee

Satria, seringnya dipanggil Aa, seorang penulis muda menyadari hidupnya di ambang kehancuran. Kehilangan kepercayaan diri setelah dipecat dari sebuah production house sebagai asisten penulis skenario.

Padahal serial tv-nya sangat laris dan sang penulis skenario seharusnya berhutang budi karena banyak inspirasi cerita berasal dari otak Satria.

Di sebuah rumah kost yang tergolong nyaman, Satria memukuli samsaknya dan sesekali menendang ala Bruce Lee yang sedang dilanda amarah.

"Gue dipecat, padahal serial tv nya bagus, iklannya banyak, kenapa gue harus kehilangan pekerjaan. Emang kampret tu Si Bagyo," gumam Satria sambil setengah terbang menendang samsak sampai terlepas dan menimpa kopi yang baru diseduh.

"Ah sialan, itu kan kopi tinggal satu satunya,kayaknya ini pertanda buruk dah," kata Satria ngomel sendiri.

Tak lama berselang, suara suara ketukan di pintu kamarnya begitu nyaring.

"AAA, buka woy! buka! Buruan buka! Satria buruan buka!" teriak seorang pria di balik pintu tersebut.

Saat dibuka, ternyata Bagyo yang merupakan penulis skenario yang selama ini ia bantu, terlihat sangat ketakutan dan meminta tempat persembunyian.

"A, maafin gue, maafin kejadian tempo hari, bukan gue yang memecat lu, gue hanya meneruskan omongan bos," kata Bagyo mencoba klarifikasi.

Satria hanya diam dan menahan amarah.

Saat akan ngomong, Bagyo memotongnya..

"Tunggu, gue kali ini butuh tempat sembunyi, gue sedang dikejar orang, gue tahu hanya tempat lu yang aman. Gue mohon, sekali ini aja gue minta bantuan elu," pinta Bagyo dengan memelas.

"Kemaren saat gue dikatain goblok karena gak bisa ngembangin cerita, lalu bos besar marah karena ide gue, lalu gue dipecat, lu ngapain aja? Lu cuma bengong, lalu ternyata episode itu meledak ratingnya, dan apa balasannya, gue nganggur Bro!!!" Bentak Satria kepada mantan seniornya.

"Lalu lu sekarang ke sini, mau ngumpet? Enak banget hidup lu ya, udah nyusahin gue, lu nambahin lagi," tambah Satria menumpahkan amarahnya sambil mukul tembok, tapi meringis kesakitan.

"Adeuhhh..sakit juga ternyata," Satria sedikit meringis tapi sok kuat.

Lihat selengkapnya