"Kenapa William tidak pernah memberitahuku soal ini?" Ujar Maxim setelah sempat lama terdiam mendengar ucapan Jena
"Karena William tidak tahu apa yang terjadi kepada Celline" Jawab Jena
Maxim mendongakkan wajahnya kembali menatap sahabat adiknya semasa high school."Kenapa William sampai tidak tahu? Bukankah kau bilang jika Celline bersama William saat adikku itu hampir dijebak?" Tanya Maxim menatap tidak percaya Jena. Bagaimana pacar adiknya sampai tidak tahu jika Celline mengalami hal mengerikan seperti itu jika William ada bersamanya. Adiknya hampir saja dilecehkan oleh pria lain, jika saja waktu itu adiknya tidak ditolong oleh seseorang. Maxim mengingat dalam hati agar nanti dia mengucapkan terimakasih kepada orang yang telah menolong adiknya.
Jena menggedikan bahu."Aku tidak tahu terlalu detail apa yang terjadi. Saat itu Celline hanya bertanya padaku apa aku merasakan hal yang aneh pada tubuhku dimalam pesta itu atau tidak. Karena pada saat hari kejadian itu Celline mengatakan padaku dia tidak memakan apapun sebelum datang kepesta. Semua makanan yang dia makan sama seperti yang aku makan. Kami berbagi makanan dan mencicipi makanan yang sama pada malam itu. Hanya minuman saja yang berbeda, jadi kami curiga jika obat itu dimasukan kedalam yang Celline minum. William saat itu pergi kebawah menemui temannya dan meninggalkan Celline bersamaku. Celline yang bosan menunggu William akhirnya berinisiatif untuk menyusul kekasihnya itu. Aku sudah menawarkan diri untuk menemani Celline, tapi dia tidak mau. Katanya dia bukan gadis kecil dan bisa berjalan sendiri. Tidak taunya, mungkin obat itu bereaksi saat dia sedang berjalan sampai akhirnya bertemu Dixon, teman William yang hampir membawanya kesalah satu kamar di club. Untung saja ada pria baik hati yang menolong Celline. Untuk William aku tidak tau dia saat itu dimana dan apa yang dia lakukan saat Celline tidak menemuinya. Yang jelas William tidak kembali kemana pesta diadakan. Dia tidak bertanya padaku atau Axel, kekasihku dimana Celline berada. Kupikir William dan Celline saat itu sudah pulang hingga mereka tidak kembali lagi menemui kami. Aku sudah bilang kepada Celline untuk bertanya kepada William. Bagaimanapun minuman yang Celline minum, adalah minuman yang dibawa oleh pelayan yang dipanggil oleh William. Celline tidak terlalu ingat wajah pelayan itu, makanya aku menyuruhnya bertanya kepada William, siapa tau pria itu ingat. Tapi Celline menolak, katanya dia tidak ingin memberitahu dulu kepada William sebelum semuanya jelas" Jawab Jena panjang lebar menjelaskan kembali kronologi insiden dimalam pesta ulang tahun kekasihnya Axel, yang saat itu didatangi oleh Celline dan William. Malam dimana hampir saja Celline, sahabatnya mengalami petaka jika saja Celline tidak ditolong oleh seorang pria yang sampai saat ini dia belum sempat menanyakan kepada Celline siapa pria itu.
"Apa menurutmu William terlihat dalam penjebakan adikku?" Tanya Maxim setelah beberapa saat mencerna perkataan Jena. Mana mungkin masalah sebesar ini William sampai tidak tahu. Jika itu dia, mungkin Celline butuh waktu untuk memberitahunya karena dia dan adiknya memang saat itu jarang bertemu karena dia sibuk dengan bisnisnya diluar negeri. Tapi William? Bukankah itu akan aneh? Jika sampai William juga tidak tahu? Sebenarnya ada apa ini? Dia baru 2 Minggu meninggalkan adiknya tapi sudah banyak hal yang dia tidak tahu dan dia lewatkan. Maxim memijit pelan pelipisnya yang terasa pusing.
"Tidak tahu, tapi aku sempat curiga jika Celline memang mencurigai William. Yah, meski Celline mengelak. Tapi bukankah aneh jika dia tidak ingin memberitahu William soal ini? Bahkan Celline tidak ingin melibatkan William sama sekali meski penyelidikan kami menemui jalan buntu" Jawab Jena."Lalu bagaimana kak Max? Kurasa kita harus membuat laporan kepolisi, aku sungguh khawatir jika terjadi sesuatu dengan Celline" Ujar Jena kembali
"Kurasa kau benar! Kita akan melapor kepada polisi. Jika ceritanya seperti ini, aku yakin tidak perlu menunggu 24 jam, polisi pasti akan memproses laporan kita" Jawab Maxim."Kalau begitu aku bersiap dulu" Ujar Maxim lalu bangkit dari duduknya
"Kak Max" Panggil Jena menghentikan pergerakan Maxim yang hendak melangkah
"Ya?" Jawab Maxim kini kembali menatap Jena
"Aku mau tanya, apa boleh?" Ujar Jena
"Mau tanya apa?" Tanya Maxim kembali