Mendung tak berarti hujan

Wahyuni khoerul
Chapter #1

Menipu hati

Khanza Rafani tidak bisa melepaskan pandangannya dari sahabat baiknya Aisyah putri.

Bagaimana tidak Aisyah yang tidak pernah makan banyak dan menghindari makanan berkolestrol,kali ini sedang menyantap sate kambing lengkap dengan gulai nya.

 “Ais sudah cukup!sudah berapa banyak kamu makan ”

Okdengan sigap Fani memegang tangan Aisah untuk berhenti makan.

“Lepaskam fan!biarkan aku makan sampai puas”balas Aisyah .

Tapi tindakan tidak sesuai perkataan,bukannya melanjutkan makan,kini Aisyah malah menitikkan air mata.

Fani yang duduk di seberangnya segera mendekati Aisyah dan mengusap lembut kepalanya yang berhijab.

“Sudahlah Ais jangan kamu pikirkan Ardi lagi.dia itu tidak benar-benar menyukaimu.nyatanya dia menikah dengan wanita lain ” Fani berucap lembut dan menenangkan sahabatnya.Fani langsung terbayang bagaimana dengan tegar nya Aisyah datang ke pernikahan lelaki yang amat sangat di dambakanya untuk menjadi suaminya.

Sedangkan Ardi yang sudah berhasil membuat hati sahabatnya luluh lantak nampak sangat tersenyum bahagia tanpa memikirkan perasaan Aisyah.

Seakan-akan tidak pernah ada sesuatu yang terjadi diantara mereka.padahal selama ini Ardi lah yang seakan-akan memberikan harapan untuk bersama kepada Aisyah.

“Aduh Fani,aku bukan menitikan air mata karena Ardi.jika iya,mana mungkin aku datang ke pernikahannya.tapi aku menitikan air mata karena terkena sambal kecap yang terciprat saat kamu menghentikan aku makan tadi. ”Aisyah berdiri dan mengulurkan tangannya,mengharapkan bantuan dari Fani untuk menuntunnya ke toilet.

Fani dengan sigap menuntun sahabatnya itu menuju ke toilet.

“Entah karena sambal kecap atau karena menangisi Ardi yang sudah jadi milik orang lain,tetap saja Bu dokter yang cantik ini tidak boleh menitikan air mata.”omel Fani sambil memberikan tisyu untuk Aisyah mengelap wajahnya yang telah di basuh dengan air.

“Tenanglah Fan,aku ini kuat.aku dan Ardi itu hanya sebatas teman saja ko” tegas Aisyah.

“Baiklah kali ini aku percaya padamu .sekarang lebih baik kita segera pulang.jangan lagi kamu memikirkan Ardi.sebentar lagi pasti kamu akan menemukan yang lebih baik dari dia dan yang akan menyayangimu sepenuhnya”

Setelah mereka membayar makanan yang mereka makan,mereka bergegas untuk pulang.

Tapi di mobil sepanjang jalan Aisyah hanya menatap kearah jendela mobilnya.

‘Kuatkan aku ya Alloh,sungguh sebenarnya hati hamba amatlah sakit dan perih’ batin Aisyah.

Aisyah sangatlah pandai dalam menipu sahabatnya itu,karna sebenarnya bukanlah sambal kecap yang masuk ke matanya,melainkan Aisyah benar-benar menitikkan air mata karena menangis.

Ardi,lelaki yang selama ini hampir selalu bersamanya,setelah Fani,Ardi lah yang paling mengerti keadaannya.

Lihat selengkapnya