Menemani Setiap Detik Rasa Sepi

Falcon Publishing
Chapter #1

Nama Cewek Itu Naomi

Meskipun Naomi sadar pemandu sorak itu kegiatan berkelompok, dia merasa sendirian di sini. Dia melihat sekelilingnya saat pelatih meminta tim mengulangi kombinasi gerakan yang sama. Nyaris setiap orang menghela napas panjang dan memasang muka masam.

Sepertinya mereka membayangkan kegiatan lain. Yang enak, yang santai, yang selalu mereka lakukan di akhir pekan.

Dengan keluarga, teman, atau pacar. Kecuali Naomi, dia sudah biasa tidak ke mana-mana. Sudah biasa dengan tidak bersama siapa-siapa.

Naomi tahu kalau bisa mereka ingin mengerang atau berseru: Boo! Tapi tak ada yang berani mengeluh. Jika dilakukan, malah jam latihan bisa-bisa ditambah. Ini saja entah sudah pengulangan keberapa. Naomi kehilangan hitungan.

Apa mereka akan mengulangi gerakan yang sama terus-menerus sampai ada yang pingsan lalu baru berhenti? Yang pasti Naomi tidak mau pingsan.

Dia rapikan cepol rambut hitam sepundaknya. Wajah dan tubuhnya dipenuhi keringat. Kulitnya putih, tapi sekarang merah seperti direbus lama-lama. Dia sama sekali tidak senang.

Tepatnya, dia lelah dengan kemah pelatihan yang lebih cocok disebut pelatihan militer.

Semua pengulangan gerakan ini disebabkan oleh satu cewek junior kurang fokus. Padahal mereka harus fokus dan memegang prinsip kerja sama tim. Satu salah, yang menanggung sekampung.

Pelatih berteriak memberi dorongan semangat. Naomi melakukan gerakannya lagi. Tentu saja dengan sempurna.

Naomi ingin ini segera berakhir. Bahkan pikiran itu nyaris keluar melalui mulutnya saat pelatih lewat di sisinya.

“Kalian contoh Naomi!” seru pelatih, menunjuk Naomi yang bergerak dengan lincah dan luwes. “Fokus! Fokus!” Dia bertepuk tangan.

Banyak pasang mata tertuju pada Naomi. Sayangnya dia bukannya berharap dijadikan contoh. Dia akan jauh lebih senang kalau waktu latihan dipersingkat.

Jam dinding di gimnasium sudah menunjukkan waktunya Cinderella angkat kaki. Sepertinya masih lama waktu tidur untuk anggota pemandu sorak SMA Cikal Bangsa. Naomi tidak berlebihan jika menyebut pelatihan ini seperti wajib militer.

Suara debum terdengar. Satu cewek akhirnya tumbang.

Atau pura-pura pingsan untuk menyelamatkan seluruh anggota.

Naomi berterima kasih dalam hatinya. Yang lain bahkan ada yang sampai sujud syukur.

Latihan selesai.

Naomi melaju bersama kerumunan, berbondong-bondong masuk ke ruang loker untuk membilas keringat dan berganti baju. Ritual ini biasanya jadi ajang gosip sekalian. Beberapa cewek pemandu sorak masih betah saja haha-hihi di tempat minum.

Berbeda dengan Naomi. Dia segera mandi dan setelah selesai dia kembali ke loker, lalu mengenakan baju gantinya.

Kaus putih dan celana training panjang. Rambutnya masih basah dan dibiarkan tergerai. Ingin cepat beristirahat, dia segera beranjak melewati tempat minum untuk keluar dari gimnasium.

Lihat selengkapnya