Menemani Setiap Detik Rasa Sepi

Falcon Publishing
Chapter #2

Keinginan Kecil

Latihan dari pagi-pagi buta sampai malam masih lebih baik dibandingkan acara sesi keakraban. Kalau bisa, Naomi mau pura-pura kesakitan karena datang bulan. Dia memang ahlinya menyuarakan apa yang dipikirkan tanpa disaring, tapi dia tidak pandai berakting.

Acara penutupan pelatihan ini adalah yang paling dia hindari. Naomi malas berada di tengah-tengah anggota lain dan mendengarkan mereka menyampaikan kesan dan pesan pelatihan selama ini.

Apalagi setelah kejadian semalam. Mereka masih berbisik-bisik menjelekkan dirinya. Yang diomongin seperti itu pastinya capek juga. Naomi heran kenapa mereka tidak memilih berbicara langsung kepadanya daripada cara picik seperti itu.

Mau tak mau, Naomi harus mengikuti acara tersebut.

Masih bertempat di gimnasium. Seluruh anggota pemandu sorak disuruh duduk di lantai membentuk lingkaran.

Namanya sesi keakraban, tapi Naomi tidak ada niat untuk mengakrabkan dirinya dengan siapa pun. Setidaknya dia tidak mau mengulangi kesalahan yang sama. Sebenarnya bukan salahnya jika pernah disakiti oleh temannya sendiri. Salahnya itu adalah mau-maunya berteman dengan orang itu. Pokoknya, dia berjanji tidak akan jatuh pada lubang yang sama.

Naomi memilih posisi paling pojok dekat pintu keluar.

Jaga-jaga untuk dirinya bisa mengendap-endap pergi dari tempat ini. Semoga saja dia tidak ketiduran saking bosannya.

Naomi hanya perlu bersabar diri sampai acara ini selesai.

“Terima kasih yang sudah berpartisipasi untuk mengisi kegiatan yang menyenangkan ini,” sambut pelatih. Kedua tanganya merentang ke dua sisi.

Menyenangkan dari mana? Naomi menopang dagunya dengan tangan yang bertumpu pada lututnya. Matanya menatap malas.

“Sebelum acara ini ditutup, kita akan saling berbagi pengalaman singkat di sini. Sampaikan kesan dan pesan kalian.” Kalimat selanjutnya tidak begitu terdengar jelas karena Naomi tidak menaruh fokusnya pada pelatih yang masih berceloteh. Dia malah menyadari masih ada bisik-bisik yang berlangsung. Beberapa cewek terkekeh sembari mencuri pandang padanya.

Naomi berusaha membaca gerak bibir cewek-cewek yang sedang sibuk dengan kegiatan mereka. Lucu karena pelatih tidak menyadari bahwa tidak ada yang peduli kata sambutannya.

Yang Naomi tangkap adalah… sesuatu… Naomi… sesuatu… Nicky.

Tidak begitu jelas.

Saat pelatih akhirnya mencoba komunikasi dua arah, semuanya mendadak memperhatikan. Semua mata langsung tertuju pada pelatih. Bibir terkatup rapat tanpa ada bisikan– bisikan lagi.

“Jadi, siapa yang mau berbagi duluan?” Jangankan jadi yang duluan, jadi yang berbagi saja Naomi menolak keras.

Kemudian Naomi melihat satu tangan junior yang kemarin terangkat. Perasaannya seketika tidak enak. Dirinya bertanya- tanya apakah juniornya ini mau bermain jadi pengadu. Maka Naomi mengamatinya dengan tatapan lekat.

Junior itu berdiri dan berjalan ke tengah-tengah lingkaran.

“Halo, semuanya. Seperti yang kalian tahu, kemarin aku ngerepotin semuanya. Aku mau berterima kasih buat Kak Nicky yang mendukungku untuk jadi lebih baik.” Junior itu bertemu mata dengan Nicky. Naomi melihat Nicky mengacungkan kedua jempolnya di udara dengan tatapan bangga. “Makasih juga nasihat dari Kak Naomi.” Tidak perlu menjadi seorang ber-IQ tinggi untuk mengetahui junior itu sedang menyindir Naomi. Reaksi dari anggota pemandu sorak yang lain adalah kekehan kecil sembari melirik Naomi.

Orang bilang jika si A dan si B tidak menyukai si C maka si A dan si B akan menjadi sahabat dekat sehidup semati. Peran Naomi adalah si C, tentunya.

Sebenarnya Naomi sudah terbiasa disisihkan seperti ini.

Hal yang sudah sangat akrab untuknya. Dia belajar hal ini berawal dari rumahnya. Kedua orangtuanya adalah pengusaha.

Meski Naomi dan mereka tinggal di satu atap yang sama, dia tidak pernah bertemu dengan mereka. Selalu berselisih waktu.

Makanya hal semacam ini tidak ada apa-apanya. Dia tidak akan rugi kalau tidak punya teman.

Menjaga raut wajahnya, Naomi itu. Dia tidak mau ada guratan halus muncul hanya karena persengkokolan kecil Nicky dan semua anggota pemandu sorak lainnya. Dia ingin menunjukkan bahwa hal itu tidak berpengaruh pada hidupnya.

Lihat selengkapnya