Tambelan, April 2006
Untuk Annisa
Maaf, kalau aku harus menyampaikan padamu dengan cara ini. Berulang kali aku mendapat kesempatan, namun berulang kali pula aku gagal memanfaatkan. Entah mengapa, setiap kali berhadapan langsung denganmu selalu saja membuatku mati kutu. Padahal kau tak pernah menebar jerat, aku saja yang tak kuasa melepaskan diri dari jerat yang kuciptakan sendiri.
Sudah lama sebenarnya ingin kukatakan. Namun tak juga kunjung ada keberanian untuk ungkapkannya dengan kalimat. Bagimu aku mungkin hanya teman, hanya kau anggap seperti abang, tapi aku? Sungguh, aku tak bisa menganggapmu sekadar itu.
Aku tak mengharap jawaban apa pun darimu. Tidak saat ini. Aku tahu kau masih sibuk dengan penyu-penyu kesayanganmu. Cukuplah kau tahu bahwa aku siap melakukan apa saja yang aku sanggup untukmu.
Salam untuk penyu-penyumu. Sungguh, mereka sukses membuatku cemburu.
Irwan