Menembus Bayang

Riawani Elyta
Chapter #28

Proyek Ujung Tahun #28

Belum pernah Lyvia menjadi sesibuk ini sejak kepindahannya ke Tambelan. Waktu untuk menyelesaikan kegiatan penangkaran penyu dan sosialisasi pelestarian penyu hanya tinggal dua bulan. Sudah menjadi konsekuensi ketika dana aspirasi baru digelontorkan pada Perubahan APBD, maka semua pengerjaan harus digesa sebelum tahun berganti. Namun, inilah alternatif tercepat untuk merealisasikan mimpi Annisa.

Sejak proyek ini dimulai, Samsul telah membagi tugas. Lyvia dan sebagian staf ditugaskan menangani kegiatan sosialisasi, sementara Samsul dan yang lainnya mengawasi dan memonitor pembuatan penangkaran di Derawan. Atas beberapa alasan, Fadil menginginkan Derawan sebagai tempat pembuatan penangkaran. Walaupun itu lebih merepotkan, untuk saat ini, mereka tidak punya cukup waktu untuk mempersiapkan rencana lain.

Lyvia bermaksud mengadakan sosialisasi di beberapa titik, di lokasi sekitar kantor kecamatan, di Teluk Sekuni, dan di Derawan sendiri. Meskipun target yang tercantum di rencana kegiatan hanya untuk satu kali sosialisasi, Lyvia bersikeras untuk bisa melaksanakan sekurang-kurangnya tiga kali kali sosialisasi.

“Anggarannya hanya cukup untuk satu kali sosialisasi, Ly. Jadi kita cukup mengundang semua perwakilan masyarakat, perangkat RT dan RW, PKK, tetua kampung, itu jauh lebih efektif daripada harus mengadakan di tiga lokasi berbeda. Lagiipula, pertanggungjawaban kita hanya untuk satu kali sosialiasi,” tandas Samsul, saat diskusinya dengan Lyvia sejak tadi seputar sosialisasi, belum juga usai. Lyvia tetap saja ngotot dengan rencana yang ada di benaknya.

“Bukankah di sekitar Tambelan ada beberapa pulau, dan tidak mungkin mereka bisa hadir. Lagipula, ruangan yang tersedia terlalu sempit untuk menampung lebih dari 50 orang. Toh kita masih punya anggaran untuk pergi ke pulau. Untuk konsumsi bisa kita serahkan ke warga setempat agar lebih hemat.”

Samsul menarik napas panjang. Perdebatan ini cukup melelahkan dan belum juga terlihat jalan menuju titik temu. Dia akhirnya mengangkat tangan. “Ok. Lakukan saja apa yang kamu pikir baik. Segala tanggung jawab untuk kegiatan sosialisasi saya serahkan kepadamu. Saya sendiri sudah pusing memikirkan penangkaran yang lambat sekali pengerjaannya.”

Suara Samsul meruapkan kekesalan. Namun Lyvia sedang tak ingin peduli dengan apa yang dirasakan Samsul. Baginya, persetujuan Samsul - meski terpaksa - sudah cukup untuknya meneruskan rencananya.

Maka, selama tiga minggu berturut-turut, Lyvia bersama tim kecilnya melakukan sosialisasi penangkaran penyu di lokasi berbeda. Bahkan tanpa sepengetahuan Samsul, Lyvia memperbanyak flyer berisi informasi tentang pelestarian penyu dengan merogoh dompetnya sendiri, membagikan kepada warga dimana pun yang ia temui, walaupun anggaran yang ada hanya diperuntukkan bagi warga yang hadir pada sosialisasi.

Dia juga mengontak Fei, meminta bantuan Fei untuk menggencarkan kegiatan itu lewat media-media online.

Aku sdh minta tolong rekan2 wartawan. Biar mrk yg bergerak. Aku tdk bs terus2an menggunakan corong media pemerintah. Nt bakal dicurigai krn hny mengangkat aspirasi dari 1 org dewan saja.

Demikian pesan Fei yang sampai ke ponselnya tempo hari. Lyvia memaklumi, dan baginya, sekecil apa pun bentuk pertolongan Fei, terasa sangat berharga.

Semakin menuju penghujung tahun, waktu terasa kian bergegas. Fadil sudah bolak balik mengonfirmasi kapan seremoni hibah bisa dilakukan. Dan hampir setiap hari, Lyvia menyaksikan Samsul yang sudah kehilangan senyum dan sibuk memastikan semua keramba untuk penangkaran bisa selesai tepat waktu.

“Minggu depan Pak Fadil datang.” Raut wajah Samsul tampak mengeras usai membaca pesan di ponselnya. “Dia punya beberapa agenda di sini di akhir tahun, jadi, dia ingin bisa disejalankan dengan peresmian penangkaran.”

“Lalu, penangkaran yang di Derawan, apa bisa terkejar dalam waktu seminggu ini Pak?” sela Herman, yang sejak kegiatan ini berlangsung, setia menemani Samsul bolak balik ke Derawan.

“Harus bisa,” tegas Samsul. “Siang ini kita ke sana lagi. Lyvia, saya tugaskan kamu menyiapkan segala sesuatunya untuk seremoni nanti.”

“Tapi, bukankah dana aspirasi itu nggak menganggarkan biaya seremoni, Pak?” balas Lyvia.

Lihat selengkapnya