Menemukan Cinta Yang Hilang

nurul wala halabia
Chapter #1

1. Tatto

♥♥ Yogyakarta ♥♥

Evan menyesap kopinya sambil duduk di dekat jendela besar kabin kantornya. Pemandangan indah di luar jendela kontras dengan suasana hati yang muram di balik kaca. CEO Rose Quartz Dream Designs itu mungkin sedang tidak bersemangat hari ini.

  Dia mengambil kartu ucapan yang usang namun disimpan dengan hati-hati di depannya dan mulai membacanya.

  Selamat ulang tahun Evan alias ceriku. Dari semua cara yang kulakukan untuk mengucapkan selamat ulang tahun, bukankah catatan kecil ini cara terbaik? Kudoakan masa depan yang cerah dan bisnis yang sukses seperti yang kau cita-citakan. Aku janji akan selalu di sisimu untuk mendukungmu! Jangan menangis, senyummu akan terlihat paling menawan dan lesung pipitmu yang indah terlihat! Cherryku!

  -ZR


  Evan tertawa kecil, tapi air matanya tak bisa menahannya. Hari yang indah untuk merindukannya lagi!


  🎶Aku tidak ingin pergi Tapi sayang, kita berdua tahu Ini bukan waktu kita Sudah waktunya untuk mengucapkan selamat tinggal🎶


  Saat itulah pintu terbuka dan Ryan, fanie, Sela, Delia, Hanry dan Edgar masuk sambil membawa kue di tangan mereka, "Selamat Ulang Tahun, Selamat Ulang Tahun Evan, Selamat ulang tahun," mereka bernyanyi serempak.

  Tapi hanya satu suara yang terngiang di benaknya, "Selamat Ulang Tahun untuk pria dewasa yang masih merajuk seperti anak kecil. Selamat ulang tahun untukmu, cherry."

  "Selamat ulang tahun kakakku yang paling tampan dan juga kaya!" henry memeluk kakaknya sambil mengucapkan selamat ulang tahun dengan hangat.

  "Terima kasih, guys." Evan dengan halus menyembunyikan surat itu dan menyeka air matanya agar tidak ada yang menyadarinya. Ia tidak ingin merusak kejutan yang direncanakan adik-adiknya dengan menggali kuburan masa lalu.

  "Potong kuenya! Kelihatannya sangat lezat," kata edgar riang.

  Evan mengangguk dan mulai memotong kue ketika Delia menghentikannya, "ah kak, buatlah permohonan dulu."

  "Bergabunglah denganku, setidaknya untuk satu hari, dari surga." Ucap evan dalam hati

  Evan membuka matanya dan akhirnya mengiris kue yang dimakan mereka semua bersama.


  🎶Sampai kita bertemu lagi. Karena ini bukanlah akhir. Akan datang suatu hari nanti. Kapan kita akan menemukan jalan🎶


  "Semoga kau segera menemukan kebahagiaan sejati kak." Fanie menepuk punggung kakaknya sementara yang lain membuat kekacauan di atas potongan kue terakhir.

  "Kau tahu itu tidak mungkin." Evan terkekeh.

  "Tidak juga." ryan menambahkan, "Kami percaya padamu, semuanya akan baik-baik saja."

  "Ngomong-ngomong, jangan merusak suasana hari ini." Sela menyela,

  "Dimana pestanya, kak?"

  "Pesta? Aku tidak kepikiran." Evan melanjutkan sementara semua orang fokus padanya, "Ayo selesaikan pekerjaan hari ini lebih awal, lalu aku akan mentraktir kalian ke mana pun kalian mau."

  "Wah, rencana yang bagus," seru henry riang.

  Setelah mengobrol sebentar, semua orang keluar dari ruangan Evan. Fanie adalah orang terakhir yang keluar karena ada sesuatu yang harus dibicarakan. Sejujurnya, ia dan yang lainnya menyadari kelesuan di wajah evan, betapapun ia berusaha menyembunyikannya.

  Namun, alih-alih mengungkitnya lebih jauh, mereka justru memutuskan untuk memperbaiki suasana hatinya. Situasi ini sudah bertahun-tahun berlalu, dan kini mereka semua tahu cara yang lebih baik untuk mengatasinya.

Lihat selengkapnya