Tidak ada yang bisa membayangkan akan seperti apa kelak dia tumbuh dan seperti apa kehidupannya setelah masa remaja usai. Seperti Remaja biasanya, Daniel hanya membayangkan kehidupan yang diisi dengan kehidupan sekolah, percintaan, lalu konflik ringan mengenai kehidupan remajanya, namun tidak pernah terlintas di benaknya bahwa ia harus mulai merasakan konflik yang seharusnya tidak perlu ia pikirkan.
Terkadang ia berpikir bahwa dunia tidak adil padanya atau bahkan sedikit berlebihan untuknya sebagai seorang remaja yang tumbuh dewasa, seiring berjalannya waktu takdir tidak bisa di kendalikan dan ia mulai memasuki fase dimana semua hal yang tidak terpikirkan olehnya harus terjadi menghentikan. Semua harapan dan impian yang sudah ia dambakan oleh semua hal yang tidak bisa ia tolak karena dunia yang meminta untuk kehidupannya. Perasaan marah, menyesal bahkan keinginan untuk menyudahi semuanya pun sering terlintas dibenaknya.
Daniel Januar Remaja yang duduk di bangku kelas 11 SMA, jiwa muda dengan semangat membara menitih jalan mencari jati diri yang sebenarnya. Hidup dengan keadaan berkecukupan layaknya manusia yang bahagia. Cita-cita setinggi cakrawala sudah ia siapkan karena tekadnya yang bulat untuk tidak merepotkan kedua orang tuanya. Tinggal beberapa tahap lagi ia meninggalkan bangku SMA. Universitas dambaannya sudah menantinya di depan mata, hidup mandiri sudah ia jalankan berkat bimbingan ibunda tercinta. Tidak ada yang tahu dan tidak ada yang bisa mengelak semua hal yang sudah ditakdirkan dihidupnya, tanpa disadari telah menjadi sebuah kisah pilu tak berujung.