MENERJANG BADAI DI BALIK PELANGI

Jamaludin Rifai
Chapter #4

PART 4 PENGIN BELAJAR BAHASA INGGRIS

“Warnailah kehidupanmu menjadi indah. Jangan biarkan dirimu membuang energi yang hanya menguras pikiran dan tenaga untuk mengurusi orang lain. Tebarkanlah kebaikan kepada orang lain.”

Ketika libur sekolah setiap hari Ahad, paman dan tante selalu berkunjung ke rumah nenek. Aku waktu itu sudah kelas empat SD, sepupuku mereka terkenal berprestasi di sekolah dan di dalam kelas.

Sehingga mereka dikenal dengan bintang di kelas dan di sekolah. Bagaimana mereka tidak bisa menjadi jawara di dalam kelas? Didikan mereka pun didikan secara militer. 

Jika tidak bisa belajar dan berhitung mereka pun dihukum, tidak bisa makan, dan tidur. Angkat kaki sebelah sambil berdiri dan memegang telinga. Sebelah dengan jari tangan mereka.

Itulah hukuman bagi merek jika tidak bisa mendapat nilai bagus di salah satu pelajaran. Dan pada akhirnya orang tua pun memasukkan mereka ke pondok Pesantren Hubulo.[1]

Ketika libur ada salah satu sepupu yang paling cerewet datang menghampiriku. Dia mengajarkan bahasa Inggris. Dia mulai bercerita tentang kehidupan di pondok pesantren.

Kegiatan belajar bahasa Inggris dan bahasa Arab sehari-hari di pondok pesantren. Setiap hari harus menghafalkan kosa kata dan menyetornya kepada senior mereka di asrama dan di kelas.

Jika tidak bisa menghafal, maka mendapatkan hukuman. Aku pun tertarik untuk belajar dan pengin sekolah di pondok pesantren itu. Karena sangat tertarik dengan ceritanya.

Singkat cerita akhirnya aku diajarkan bahasa Inggris hanya sebatas perkenalan nama, tinggal dimana, lahir pada tanggal, dan tahun berapa. Itupun hanya diucapkan

Bagiku bahasa Inggris adalah tantangan terbaru untuk mempelajarinya dan unik. Awalnya terasa susah dan lucu dalam menyebutkan pengucapannya. Aku mempunyai niat mau sekolah di pondok pesantren dan bisa berprestasi seperti kedua sepupu itu.  

Dan hanya itu saja yang dipelajari. Semakin kuat niat untuk mempelajarinya. Namun, kandas akhirnya. Karena sepupu sudah jarang ke rumah nenek.

Niatku agar bisa sekolah di pondok pesantren itu begitu kuat. Karena pengin bisa berbahasa Arab dan bahasa Inggris seperti kedua sepupu itu.

Dan bisa menghilangkan sifat nakal pada saat sekolah di pondok, Hehe. Nakal itu suka jahil dan berkelahi saling adu jotos. Nakal diakui oleh guru. Nakal tetapi cerdas dan sering berprestasi di dalam kelas.

Lihat selengkapnya