“Kenangan tak terlupakan ketika masa kecil itu yang begitu indah, canda, tawa, dan sedih. Ketika kehilangan seorang sahabat. Apakah kenangan itu bisa kembali lagi seperti dahulu?”
Setiap hari Ahad, biasanya aku dan kawan-kawan sepakat untuk mencari kayu di gunung. Melewati beberapa sungai. Para sahabat pencari kayu di gunung antara lain; Anto gendut, Ikal, Sairen, Anto, Anti, Ismet, Ali, Sulimah, Irma, Evi, Hamdan, Kholifah, dan aku sendiri.
Kami melewati sungai dan menyebrangi gunung untuk mencari kayu bakar. Dahulu ketika itu belum mempunyai kompor gas kayak zaman sekarang, pokoknya asyik banget.
Mencari kayu bakar bersama-sama. Suka mengobrol sampai tertawa mencari kayu bakar. Bersenda gurau bahkan sambil berlomba-lomba, agar mendapatkan kayu bakar tercepat dan terbanyak.
Dari pagi sampai siang, kami gunakan untuk mencari kayu bakar di gunung dan di tepi sungai. Sehingga keasyikan mencari kayu bakar, mulai dari pelepah kelapa, bambu yang kering diambil semuanya. Itupun enggak terasa capek.
Karena kebersamaan itu sangat kompak. Kami mendapatkan begitu banyak kayu bakar itu.
Kayu bakar itu kami kumpulkan, kemudian mengikat dengan daun pisang atau kulit pisang yang sudah mulai kering. Setelah itu menjunjung di atas kepala sambil berjejer untuk jalan kaki. Begitu jauhnya tempat mencari kayu bakar itu, sekitar lima kilo enggak terasa.