“Kisah kehidupan merupakan teka-teki yang tak dapat kita duga. Terkadang kehidupan ada suka dan dukanya. Bagaimana cara kita menyikapi dengan hati dan pikiran positif?”
Zaman dulu belum ada yang namanya ponsel Android, ya. Waktu itu baru ngetren pada zamanku adalah sebuah permainan. Itu adalah hiburan yang sangat berarti, bagaimana tidak pengin memiliki permainan itu?
Semua temanku sudah beli permainan yang sangat asyik. Tetangga pun mereka membelinya. Sementara itu, aku yang belum memiliki permainan itu.
Singkat cerita aku akan mendapatkan permainan itu, syarat harus meraih peringkat lima besar di kelas. Diberikan motivasi oleh kakak seperti itu.
Agar giat belajar dan bisa mendapatkan keseruan benda permainan itu. Ya, benda permainan itulah adalah tetris.
Aku melihat tetris teman-teman, mereka dibelikan oleh orang tuanya. Kepengin banget mau membelinya. Namun, apa boleh buat? Uang enggak ada di tangan, dengan terpaksa diam dan hanya bersabar saja.
Biasanya pengin menangis, tetapi enggak bisa. Karena aku sadar, bukan siapa-siapa. Yang enggak punya apa-apa. Hanya sabar dan linang air mata yang ada.
Maka timbullah rasa iba kakak. Ia menjanjikan untuk membelikan permainan tetris itu, ada persyaratnya harus bisa mendapatkan peringkat masuk lima besar.
Saat itu pun langsung semangat, walau aku tahu di dalam kelas banyak teman yang cerdas-cerdas. Dan mereka berprestasi dalam kelas.
Timbul rasa menggebu dalam jiwa, agar bisa memiliki tetris itu. Jiwa dan raga ini termotivasi dan aku mencoba belajar.
Tiga bulan lamanya aku menunggu, itu pun jika pengin main tetris bermodal pinjaman ke teman. Hanya beberapa menit bermain sudah diambil lagi.