“Ucapkan syukur ketika kita mendapatkan musibah Di balik itu akan ada hikmah yang terbesar. Bisa jadi dosa-dosa kita diampuni. Banyak bersyukur dan jangan pernah mengeluh.”
Ketika masih sekolah SMP, yang ada di pikiran ini, hanya aku saja yang susah. Ternyata ada sahabatku juga ada yang menderita. Ia tergolong kurang mampu. Ia sudah enggak memiliki seorang ayah.
Ibunya seorang tukang cuci kain di rumah tetangga yang punya kelebihan. Mereka hanya mempunyai rumah gubuk yang ditinggalkan oleh alm. ayahnya.
Rumah itu terbuat dari papan dan mempunyai kamar dua. Mereka menggunakan lampu botol minyak tanah.
Sementara itu, ia mempunyai tiga adik yang harus dibiayai sekolahnya. Jangankan untuk beli buku, makan saja sangat susah. Dalam sehari itu ia dan adik-adik menahan lapar.
Adiknya pun menangis kelaparan. Ia dan ibunya yang rela berkorban untuk tidak makan. Terkadang hanya minum air putih saja.
Terkadang tetangganya yang lain punya kelebihan, merasa iba pada mereka dan mau berbagi rezeki. Mereka bersyukur merasakan makanan enak itu.
Ya Allah! Aku pada saat diceritakan oleh sahabat sekelas, merasa kaget dan kasihan. Tak terasa bulir-bulir ini jatuh berderai. Ketika mendengarkan curhatannya itu.