Mengabadilah Bersamaku

E. N. Mahera
Chapter #24

Cerita di Antara (IV)

Lagi-lagi kumandang azan subuh yang membangunkannya. “Hari ini genap satu bulan mereka mengurung saya di dalam kamar ini.” Itu isi pikirannya ketika pertama kali membuka matanya.

Dia pun bangkit dan menuju kamar mandi. Seperti biasanya, dia hanya memandangi keran itu dan memikirkan laki-laki yang dia cintai. Dia membasuh muka, lalu keluar dari kamar mandi dan berdiri di dekat jendela berterali itu. Gadis itu mendengarkan suara azan dengan khidmat. Dia menutup matanya dan memikirkan laki-laki yang dia cintai, laki-laki yang membuat dia dikurung di kamar ini, laki-laki yang saban hari lewat di depan rumahnya saat azan berkumandang untuk menuju masjid di samping rumahnya, laki-laki yang dia sebut kekasih.

Namun, di tengah suara azan dan bayangan kekasihnya, pikirannya berpindah. Dia teringat lagi kakak laki-lakinya.

Dia semakin sering memikirkan dan memimpikan kakak laki-lakinya sejak mimpi itu. Setelah mimpi tentang pengorbanan kakak laki-lakinya yang rela tinggal kelas demi dirinya, gadis itu berturut-turut bermimpi tentang kakak laki-lakinya, masa kecilnya, masa remajanya, dan saat gadis itu menangis melepas kakaknya yang harus pergi karena tugas.

Dia berdiri dan melamun di dekat jendela berterali itu sampai awan mulai berwarna putih. Malam pergi, pagi merekah. Sudah sejam lebih dia berdiri di dekat jendela, karenanya dia kembali berbaring di ranjang dan menutup mata.

 

Ketukan di pintu kamar membuka matanya.

Dia tak menjawab.

Lihat selengkapnya