Mengabadilah Bersamaku

E. N. Mahera
Chapter #39

Jepit Rambut

SUDAH PUKUL SATU siang ketika aku dan Aina pergi ziarah. Kami harus berjalan kaki menabrak panas matahari sepanjang sekian ratus meter menuju gereja; saking teriknya, meski kami berpayung, muka Aina merah. Matahari benar-benar membakar kampung siang itu, aku saja yang terbiasa di Halmahera pun merasa sinar matahari rasanya perih, seolah api unggun ada di setiap sudut kami berada.

Sampai di tujuan, saat kami melangkahkan kaki melewati gerbang gereja, burung-burung yang tinggal di gedung gereja menyambut kami dengan kicauan seenaknya, beberapa langsung terbang karena bunyi gesekan besi pagar yang terbuka. Saat yang sama, persis di gerbang gereja, terasa olehku udara menyejuk, sekujur tubuhku seketika mendingin, sejurus aku juga gemetar, buluk kudukku berdiri, dan ketuk jantungku langsung berdetak dua kali lebih cepat. Tubuhku seolah tahu harus bersikap seperti apa ketika berada di pekarangan gereja itu. Sejak dari gerbang gereja, telah terlihat satu-satunya pusara yang ada di sana, ‘kediaman’ papa. Pusara yang berpagar serta beratap itu tampak seperti sebuah rumah kecil.

Tidak sembarang orang bisa dimakamkan di pekarangan gereja, papa bersemayam di sana karena papa dianggap sebagai ‘martir’ saat Kerusuhan Halmahera. Aku menolak anggapan itu, aku tak menganggap papa sebagai ‘martir’, bagiku ia tidak mati membela agamanya. Aku memang masih terlalu kecil selama papa hidup untuk bisa mengenal wataknya yang sebenarnya, tapi aku sangat yakin, bahwa papa ada di sana pada hari kematiannya, bukan untuk berperang atau menjadi pahlawan bagi agamanya. Aku tak tahu dari mana asal keyakinan itu, mama tak pernah bercerita tentang kematian papa kepadaku, tapi aku tahu, papa dan kebanyakan kami, tak pernah menginginkan perang saudara itu terjadi.

Ketika membuka pintu pagar pusara, aku berkata, “Selamat siang, Papa, Billy datang.”

Setelahnya, aku dan Aina duduk di sisi pusara. Beberapa menit aku melamun, pandanganku terpusat hanya pada satu titik.

 

TEMPAT PERISTIRAHATAN TERAKHIR

DARI (Nama ...)

ANAK, SUAMI, PAPA, DAN SAUDARA.

★: 21-09-1966

✝: 10-06-2000

Lihat selengkapnya