Setelah Pak Didin, guru Matematika, "mengizinkan" pulang, Iman segera mengambil tas. Dia harus pulang. Bapak butuh dia. Sekarang.
Dengan skuter listriknya, Iman buru-buru pulang ke rumah. Meskipun sebenarnya kata "buru-buru" enggak cocok buat menggambarkan kecepatan lari skuter listrik itu. Perlu di-charge berjam-jam dan hanya mampu menempuh jarak 20 kilometer, skuter listrik ini dapat mencapai kecepatan maksimal yang enggak bisa menang dari lari anak kecil yang kabur di acara sunatan massal.
Hanya ada satu alasan kenapa Iman dipilihkan moda transportasi yang mengharuskan penggunanya banyak-banyak sabar: supaya enggak bisa keluyuran.
Skuter listrik ini bisa dibilang membebaskan sekaligus memasung. Tapi, tidak apa-apa. Setidaknya dengan mengendarai skuter listrik ini, Iman punya alasan untuk memakai helm karakter We Bare Bears favoritnya, Ice Bear.
*****
Sesampainya di rumah, Iman bergegas membuka pintu setelah memarkir skuter listriknya di garasi. Tampak Ibu sedang bersiap ke kantor. Ibu sedang tergesa-gesa memakai high heels-nya.
Ibu Iman sendiri adalah karyawan swasta biasa, dengan jam kerja 8 jam per hari. Sejak Bapak sakit, Ibu menggantikan peran Bapak untuk menanggung biaya kebutuhan keluarga. Untungnya, perusahaan tempat Ibu bekerja menoleransi jam masuk Ibu, sehingga Ibu bisa masuk kerja setelah Iman dengan kompensasi jam pulang yang larut.
"Ibu ada rapat," kata Ibu, dengan suara terengah dikejar waktu. "Jaga Bapak, kamu ingat semua jadwalnya, kan? Dah, Ibu berangkat dulu."