MENGAKU BAPAK

paizin palma p
Chapter #13

12. Di Mana Bapak? Di Sana!

"Man, bangun! Bangun, Man!" ujar Ibu, yang datang sembari membawa nampan besar berisi jamur crispy yang disinyalir dulunya tempe. "Bentar lagi acara mulai!"

Pandangan Iman masih sayup-sayup. Butuh beberapa kedipan agar dia sadar dari tidur, dan tambahan beberapa kedipan untuk ingat bahwa dia bertemu sosok yang harusnya tak ditemui--Bapak. Atau lebih tepatnya, sosok yang mengaku Bapak.

"Bu, lihat Bapak gak? Tadi Bapak di sini," kata Iman, memandang berkeliling setelah agak sadar.

"Man, jangan mulai deh. Kita mau acara tiga harian ini, Man. Bapak udah gak 'di sini', udah gak sama kita."

"Hm ...."

"Kamu tuh harusnya ngerti, Man. Kamu itu sudah terlalu gede buat ngelakuin hal-hal kayak gini, gak nerima kenyataan," nasehat Ibu. Matanya teralih ke layar TV yang menyala. "Pantes aja kamu ngayal ketemu Bapak. Nontonnya aja masih sinetron azab. Ih, judulnya aneh pula: 'azab ketimpa truk molen, matinya ketabrak gerobak cilok terus kecolok, makanya jangan demen mabok'. Denger ya, Man, orang kalau meninggal ya meninggal aja, udah selesai urusannya di sini."

"Kira-kira, di mana ya, Bu?"

"Apanya yang di mana?"

"Bapak," jelas Iman.

"Di sana."

"Di mana?"

"Di tempat yang untuk sementara ini, gak ada kita."

🦆

Di tempat yang untuk sementara ini, gak ada kita, batin Iman ketika di ruang tengah membawa nampan berisi jamur crispy yang dulunya tempe, membagikannya kepada tamu tiga harian Bapak yang sebenarnya lupa wajah Bapak. Hatinya bimbang membayangkan nasib tamu yang semuanya datang dari RT yang sama. Rumahnya penuh. Dan tak ada jaminan, semua yang makan bisa pulang dengan utuh.

Lihat selengkapnya