Mira menatap ke arah cermin lalu ia berkata, "aku belum pernah secantik ini."
Iya itu adalah hari pernikahannya dengan cucu semata wayang nenek Wira yaitu Andi Wiratama. Bagaimana itu bisa terjadi ?
(Sebulan lalu, saat pertemuan di rumah nenek Wira)
Setelah menyapa dengan canggung, Mira dipersilahkan untuk duduk. Nenek Wira pun memulai pembicaraan. Mira perkenalkan ini keluarga nenek, yang sering nenek ceritakan. Ayo kalian perkenalkan diri pada Mira, kata nenek pada keluarganya.
"Nama saya Doni Wiratama, putra nenek Wira, salam kenal nona Mira."
"Iya, salam kenal.",jawabku singkat.
"Saya Dewi, menantu nenek Wira."
"Saya Andi, Andi Wiratama cucu nenek Wira. Aku sudang dengar kalau andalah yang menolong nenek saat nenek terjatuh di dekat bukit hari itu ?"
"I,iiya, saya yang menolong nenek waktu itu.", jawabku.
"Ayo cicit-cicitku, kalian juga harus memperkenalkan diri.", kata nenek Wira.
"Hai, namaku Miko. Umurku 18 tahun, aku cicit tertua di rumah ini. Dan aku punya adik yang menyebalkan.", jawabnya. (sambil tertawa dan menggoda adiknya)
Dengan tatapan tajam, gadis yang duduk tepat di hadapanku, yang sepertinya juga merupakan cicit kedua nenek Wira memperkenalkan diri.
" Namaku Nia." ( menjawab dengan ketus)
Dan setelah itu, aku baru tahu bahwa mereka adalah keluarga pengusaha yang sangat kaya raya. Setelah mengobrol beberapa saat, tiba-tiba nenek Wira menyela dan bertanya padaku.
"Mira kau belum menikah ataupun memiliki pacar bukan ?", tanya nenek.
"Belum nek, memangnya ada apa, nek?" jawabku.
"Bagaimana kalau kamu menikah dengan cucu nenek ?", tanya nenek.
(Seketika seisi ruangan jadi hening sejenak, dan tiba-tiba)
"Nenek, apa yang sebenarnya nenek bicarakan ?", jawab Andi. (tiba-tiba Andi yang merupakan cucu nenek Wira dengan nada membentak dan raut wajah yang terlihat marah mengatakan hal itu pada nenek)
"Apa nenek sudah gila ?", timpal Andi kembali.