Aku berlari kesana kemari mengejar ayam, ingin sekali makan ayam goreng, atau ceilan gorengan walau sepotong, tapi aku harus menunggu ibu pulang, belakangan aku tau ibu selalu berhutang di warung kecil dekat rumah kontrakan. perlahan aku berjalan kekedai kecil itu. hanya berdindingkan papan kayu, dan pintu yang mulai usang dengan gembok kecil. aku melihat ke kedai itu tertutup rapat. tapi di dekat sana ada kursi kayu usang, ternyata di bawahnya seekor anak anjing bersembunyi. rasa ingin tau ku muncul, aku memanggilnya namun yang ku dapat gong-gongan dan seringainya.
Esok harinya setiap ibuku ke warung aku selalu membuntuti, walaupun aku kecil, tapi aku merasakan sedih, walau hanya ingin berkata "bu belikan aku kue" ya itulah awal mula aku mencintai roti. yang pada kenyataanya aku tak mendapatkan roti itu dari ibuku "uang ibu tak cukup nak, nanti saja ya" ujar ibu lirih sambil memegang plastik hitam kecil berisi beras yang ia beli, dan dua bungkus indomie yang harus dia berhutang. semiskin itukah ibuku ??? ibuku seorang guru dengan gaji kecil, harus menyewa rumah, maka anak dan suami ya benar-benar kondisi yang jauh berbeda saat papa masih kerja."andai papa masih kerja" tapi ibu tak pernah berkata demikian, dia masih sabar dan diam.
papa mulai marah marah, sensitif, jika tak di ikuti maunya. tapi ibuku sangat sabar. dan sore itu aku pulang dengan ibuku dari warung dengan sekantong kecil beras dan dua bungkus mie, aku melihat roti itu kebelakang saat kami berjalan, ibu berkata "besok jangan ikut ibu lagi kewarung ya" pinta ibuku dengan sedih. mungkin dia melihat ku.
ya disana aku juga melihat anjing yang kemaren di bawah kursi. anjing itu mendekati meja yang di atasnya terletak roti dalam kerangjang bungkusannya.
aku sampai dirumah seperti anak biasanya malas mandri sore, karena aku hobby bernyanyi di kala mandi, sedangkan ibu rutinitasnya sore memasak di dapur yang sempit, dia selalu tak tahan dengan suaraku menyanyi jadi selalu bilang cepat mandi, walaupun dengan nada lembut, tapi tetap saja kakakku ikut-ikutan"cepat mandiiii" sambil gedor pintuku kuat kuat , uf siapa lagi kalau bukan kakakku.
jadi karena malas mandi aku duduk di teras rumah. dan kakakku menjerit ketakutan. "kenapa" ujar ibutergopoh-gopoh berlari dari dapur ibu sambil membawa sendok gorengan. ternyata kakakku terkejut saat duduk di teras membelakangi pagar, bulu-bulu meraba punggungnya, dan ternyata seekor anjing yang aku lihat di warung tadi. ibu mengusir anjing itu, hus...hus...hus...usir anjing itu kata ibu pada kakak, yang awalnya takut menjadi gemas karena anak anjing itu lucu dan gendut.
ibu balik ke dapur memasak. dan aku bersama kakak berusaha menakhlukan anjing yang datang kerumah, ingin menggendongnya, tapi anjing itu lari ke luar pagar. ah sudahlah gumanku. tapi tak berapa lama anjing itu datang lagi sambil menggigit kantong plastik yang ternyata di dalamnya ada sebungkus plastik berisi roti yang ingin ku beli bersama ibu tadi. ya ternyata dia membawakan roti yang aku inginkan, aku sangat bahagia sekali, ternyata anjing itu mengerti bahwa aku ingin roti itu. aku jadi sayang padanya dan tiba tiba saja anjing itu mau di peluk, tapi kakak ku melihatnya. dia memanggil ibu, dan menyampaikan apa yang dia lihat. tah perasaan apa, tapi ibuku menyuruhku membuang roti yang hampir ku buka dan ingin ku makan.
"buang rotinya ya, nanti ibu belikan" aku sedih, tapi benar saja setelah masak ibu benar-benar ke warung dan membawa roti pulang. tapi ibu tetap berkata "jangan kewarung lagi ya" pinta ibuku. sejak ke jadian itu aku merasa mendapatkan teman baru, ya seekor anjing yang papa dan pemilik kontrakan tidak suka. aku tak merawatnya, namun aku bermain dengan nya setiap sore saat pemilik kontrakan di dalam rumah dan papa ku tidak dirumah.
itu awal mula aku menyukai kue itu dan seekor anjing. saking sukanya dengan anjing, aku tak sudi jika sahabatku itu di ganggu ayam jantan milik orang yang punya kontrakan. aku kejar ayam itu.
"gigit dia mopiiii" teriakku sambil berlari mengejar ayam jantan itu. membuatku kesal.
anjing yang awalnya takut dengan ayam, jadi berani karena bermain mengejar ayam itu bersama ku, benar-benar anjing yang pintar. tapi celakanya aku saking bencinya pada ayam jantan itu aku mengejarnya dengan kayu dan batu, dan praaaaakkkkkkk.....byaaaar..... kaca jendela rumah pemilik kontrakan pecah olehku, akibat aku membenci ayam dan melemparnya dengan batu.