Ibu memintaku mandi sore, katanya akan membawa ku bersama kak nova, "malas mandi" ujarku, tapi ibu berkata lembut namun tegas "mandi lagi" dan aku menurutinya. ya ibuku tidak pernah teriak-teriak meskipun ia marah besar, tidak juga mencubit ataupun memukulku dengan tangkai sapu. tapi aku melihat anak tetanga di perlakukan demikian, sehingga aku lebih takut ibuku yang tenang ketimbang ibu temanku yang teriak-teriak, dalam hatiku "aneh","ibunya gila" jika aku melihat tetanga mengejar anaknya dengan sapu. lalu cengigisan tertawa dari atas pohon seri.
Selesai mandi aku berpapasan dengan kak nova, perutnya yang buncit, membuat aku makin penasaran dari mana keluar adek bayi itu, tapi aku tak berkata-kata, ibu yang memperhatikanku bilang "kalau udah siap pakai bajumu dan tunggu ibu di teras ya.
huf...lagi lagi...dalam hatiku."ini kue untuk anak ibu yang manis" akhirnya aku mendapatkan dua potong pisang rebus yang di masak ibu saat aku mandi tadi. "huf kenapa nunggu lama kali" ujarku bolak balik teras dan tuang tamu, gelisah karena pisangku juga sudah habis. "itu karena kamu lasak, usil kali jadi orang makanya disuruh duduk tenang di luar" ujar kakakku
ini yang membuat aku penasaaran, "apa sih kok lama kali" ternyata ibuku lagi bicara di kamar kak nova, dan kakak itu sambil berbedak dan parfum yang aromanya wangi. aku masuk kekamarnya itu kali pertama aku masuk, ujung ujungnya aku kepo dengan bedak dan aroma parfumnya, yang membuat ibuku menarik nafas pajang, "itu makanya kamu ibu suruh tunggu di luar" ujar ibu