Kak nova melahirkan seorang bayi perempuan, kecil mungil seperti bonekaku, kulitnya merah, aku di tugaskan menjaga bayi itu saat kak nova mandi dan dirumah tak ada orang.
Hari itu rumahku kedatangan tamu, bapak laki-laki tua berambut putih, dan ibu tua dengan badan gemuk, tah apa yang mereka bicarakan dengan papa, ibu dan kak nova. tak berapa lama aku juga mendengar papaku berbicara dengan orang lain. aku kepo, aku curiga, masih saja ingin tau tapi di minta main keluar teras.
setelah mereka pergi aku melihat kak nova mengemasi barang-barang bayi itu dengan wajahnya yang aku tidak mengerti. aku di perbolehkan masuk kamarnya, dan bermain melihat bayi itu tapi tidak boleh sayang atau pegang, "biarkan dia tidur" ujar ibu padaku, ibu sedih tapi aku tak tau kenapa wajahnya sedih. aku mendengar suara ribut tapi aku tak paham kenapa.
Besoknya, papa membawa taxi kerumah, kak nova membereskan semua barangnya, aku berpikir kenapa, karena aku jadi kehilangan tema bayi bonekaku. kakak itu memisahkan bajunya dan baju bayi di tas berbeda, lalu kakak itu menciumi bayinya dengan wajah sedih. "kakak balik pulang ke Pekanbaru ya" ujar ku, "belum" jawab kak nova, terus kenapa dia menangis dalam hatiku.
"udah siap" ujar papa tiba-tiba di pintu kamar kak nova
"udah om" lalu menggendong bayi yang tertidur lelap dalam pelukannya seolah-olah mata itu memeluk ibunya, aku tak tau kenapa tapi aku sedih. aku bertanya kenapa kamu diam pada bayi itu dalam hatiku lalu "eaakkkk...eakkk...eakkkk...." sura tangis bayi itu pecah membuat gaduh, papa yang sibuk mengangkat barang, kopor baju dan ibu yang jadi sibuk dan kak nova yang menjadi sayu,
"kenapa kamu cubit dia " kata ibu marah, tak pernah wajahnya seperti itu.
"iya dia diam aja, kenapa ndak ngomong dia " ujarku pada ibu, tak pernah aku melawan ibuku, tapi kali ini tah setan apa yang membuatku menjawabnya.
"dia lagi tidur kenapa harus nangis" kata ibu padaku kesal