Yes, aku sudah jadi anak berseragam putih abu-abu, dan diterima di sebuah sekolah menengah umum negeri favorit. Seperti biasa, selama tiga hari, aku akan menjalani MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah).
Di hari pertama sebagai anak SMU, aku menyisir rambut, memberinya minyak agar terlihat klimis. Aku memeriksa semua peralatan sekolah dalam tas ransel dan bergegas berangkat. Bunda sedang mencuci piring di dapur. Aku menghampiri dan mencium tangannya.
"Bun, Rio berangkat dulu, ya," ujarku yang dibalas dengan anggukan dan senyumannya. Aku melangkah menuju teras untuk memakai sepatu. Kulihat Ayah mencium pucuk kepala Bunda, mengelus perut istrinya yang mulai membuncit. Hm, dalam beberapa bulan lagi, aku akan punya adik lagi.
Dea sudah rapi dengan seragamnya. Dia langsung berjalan menuju teras, tak merasa perlu pamit pada Bunda. Sedangkan Risa kini mencium tangan ibunya yang dibalas Bunda dengan mencium pipinya. Melihat adegan Bunda dan Risa mengingatkanku pada Mama. Pada ritual pagi sebelum berangkat sekolah. Ah, kangen rasanya diusap-usap kepala dan didoakan Mama.
Mungkin karena hal itu pula, Dea tak mau pamit dengan Bunda. Duh, sampai kapan ya hubungan Dea dan Bunda mencair. Padahal kulihat Bunda itu baik hatinya, ia sering mengalah saat menghadapi kejutekan Dea.
Aku mulai membuka pintu gerbang yang memang merupakan tugasku sehari-hari. Ayah, Dea dan Risa sudah masuk ke dalam mobil. Tak lama kemudian mobil kami itu keluar dari garasi, sedangkan aku menyusul masuk setelah menutup pintu gerbang.
"Fii amanillah, hati-hati ya," ujar Bunda sambil melambaikan tangan, ia mengiringi kepergian kami dengan tersenyum. Sejak hamil, Bunda mengundurkan diri sebagai karyawan dan memutuskan menjadi ibu rumahan.
***
Hari pertama MPLS diisi dengan mengenal lebih jauh SMUN Merah Putih. Wali kelasku, Bu Arlina memberi tugas pada setiap siswa agar besok membuat papan nama dari karton dengan ukuran dan desain yang sudah diberitahukan, agar seragam.
Setiap pagi sebelum masuk ke kelas masing-masing, kami harus berbaris dahulu di lapangan sekolah mendengarkan petuah-petuah dari Pak Rendi, Bapak Kepala Sekolah. Awal kegiatan yang cukup membosankan, tetapi mau tak mau harus dijalani.
"Anak-anak kelas sepuluh, setelah baris, kalian silakan masuk ke ruang aula sekolah kita dengan tertib, di dalam sana akan ada sesi pengenalan ekskul. Setiap ekskul yang ada di sekolah ini akan melakukan demo perkenalan," tutur Pak Rendi menerangkan. Aha, ini dia sesi yang kutunggu-tunggu.
Kau tahu mengapa ada kegiatan ekskul di setiap sekolah? Kata Pak Rendi sih karena ekskul adalah bagian dari aktivitas di sekolah yang dapat membantu mengasah minat, bakat, serta pengembangan diri setiap siswa. Dulu saat SMP, aku masuk ekskul Paskibraka, entahlah saat ini. Aku mau melihat-lihat dahulu.
Di dalam aula, kembali Bapak Kepala Sekolah mengingatkan. "Bapak harap di sesi perkenalan ini, kalian benar-benar serius memperhatikan. Pilih ekskul yang paling sesuai dengan minat dan bakat kalian. Jangan asal ikut karena cuma pengin eksis, ikut-ikutan teman, atau karena naksir kakak kelas!" Terdengar suara tawa murid-murid mendengar kata-kata terakhir Pak Rendi.
"Buat kamu yang suka kegiatan organisasi, ada wadah OSIS dan MPK (Majelis Permusyawaratan Kelas). Bagi pencinta seni, bisa mengambil seni vokal yang diwakilkan oleh ekskul paduan suara, grup band dan marawis. Yang suka seni olah tubuh, ada klub drama. Yang suka gambar, ada klub seni rupa. Yang suka potret-potret, ada klub pencinta fotografi. Yang suka olahraga, ada klub Futsal, basket, voli, serta bela diri, ada taekwondo dan karate. Oh iya, yang suka menulis, bisa masuk tim majalah sekolah atau tim majalah dinding," terang Pak Rendi.
Setelah selesai mendengarkan ceramah Pak Rendi, demo ekskul pun dimulai satu persatu. Ada satu ekskul yang membuatku tertarik.
Seorang kakak kelas dari Klub Pencinta Fotografi (KPF) memberikan sebuah quote yang menarik. "Teman-teman, kalian tahu pepatah ini, 'Photo speaks a thousand words'. Artinya, foto itu berbicara sejuta makna." Ia kemudian menunjukkan slide foto-foto hasil hunting KPF.
"Buat kamu yang memiliki 'sense of art' yang tinggi, pasti antusias banget dengan ekstra kulikuler ini. Di sini kamu bisa belajar banyak teknik-teknik fotografi. Dan nggak usah bingung buat yang belum punya kamera, tenang, kalian bisa pinjem sama kakak-kakak ganteng dan cantik di sebelah saya ini," ujarnya lagi dengan wajah semringah.
"Nah, sekarang coba kamu perhatiin deh baik-baik, foto-foto ini, ya. Within every man and woman's secret is hidden, and as a photographer it is my task to reveal it if I can. Biarkan foto-foto ini berbicara tanpa kamu ceritakan."
Wow, ternyata keren-keren banget hasil jepretan anak-anak KPF. Aku benar-benar tertarik.