Mengejar Matahari

Tasya Maria
Chapter #1

Prolog

Beberapa anak lelaki berseragam merah putih mengejar Dina dan Vina. Jantung Dina berdetak dua kali lebih cepat saat mereka berdua mencoba menghindari tangkapan anak-anak lelaki itu. Lengan kecil Vina memegang lengan kecil Dina. Sial! mereka dihadang dari berbagai arah. Dia dan Vina terjebak dalam permainan kejar-kejaran ini. Dia ingin menangis karena akan segera tertangkap, tapi ambisinya untuk menang dan menghindar dari mereka terlalu tinggi.

“Din, nanti kita pisah biar mereka ngga nangkap kita. Kamu ke kiri, aku ke kanan,” lirih Vina.

Dina mengangguk sebagai tanda mengerti dengan perkataan Vina. Lalu begitu ada celah Vina melepaskan tangan Dina dan keduanya berlari berlawanan arah. Membuat para anak lelaki itu terbagi dalam dua kelompok.

Kaki kecil Dina berlari sangat kencang saat mereka mencoba menangkapnya. Dia senang kegirangan saat mereka gagal menangkapnya. Namun kesenangannya hanya sepersekian detik saat mereka kembali mengejarnya. Saking fokus ke depan, dia sampai tidak sadar menabrak temannya yang memegang ice cup. Lantas cream mengenai baju anak itu. Dina ingin menolong temannya yang jatuh, tapi anak lelaki dari belakang meneriaki namanya, sehingga Dina kembali berlari. Jantungnya ingin copot karena lelah.

Dia ingin berhenti bermain, tapi dia harus menemukan Vina dulu. Dia berlari di koridor, butiran keringat terlihat sangat jelas berkat cahaya matahari. Koridor yang dia lalui akan segera mencapai ujung, tapi Vina tidak kunjung terlihat. Lalu seorang cowok, kakak kelasnya, ganti mengejarnya. Teman-temannya tidak ada yang coba menghentikan cowok itu. Malah ada yang tertawa melihat napas Dina yang kembang-kempis.

Saat melihat guru ohlaraganya, mata Dina berbinar. Akhirnya ada yang bisa menolongnya. “Pak Andri tolongin, dia ngejar aku terus.” Dia mengarahkan pandangan pada anak lelaki di belakangnya. 

Guru itu hanya tersenyum lalu berujar, “Arya stop main kejar-kejaran. Bentar lagi bel masuk.” Setelah itu dia berjalan pergi meninggalkan Dina.

Ternyata perkataan Pak Andri tidak mempan bagi anak itu. Dia kembali berlari ke arahnya begitu Pak Andri menjauh. Sehingga mau tak mau Dina kembali berlari. Entah kenapa kali ini dia jadi ketakutan. Sepertinya karena belum juga melihat Vina. Dia pun berlari ke arah taman sekolah, tempat dia dan Vina berpisah.

Kakinya berhenti saat melihat tidak ada siapa pun di taman belakang sekolah. Dina tidak tahu kalau dia mengambil jalan yang salah. Saat dia berhenti anak itu tiba-tiba datang mendekatinya dan menciumnya.

Dina terkejut dengan apa yang dilakukan anak itu. Dia memegangi pipinya yang menjadi merah akibat perbuatan anak itu. Lalu dia melihat Vina yang mematung dengan apa yang dilihatnya. Anak lelaki itu segera lari begitu menyadari keberadaan Vina.

Air mata mengalir dipipi Dina, saat tahu apa yang baru diperbuat anak itu. Kemudian Vina mendekati Dina yang masih mematung.

Lihat selengkapnya