MENGGAPAI BAHAGIA

Nenghally
Chapter #2

KENCAN

Alyssa merebahkan diri di atas tempat tidurnya, memperhatikan layar ponselnya dengan antusias. Setelah beberapa kali menggeser layar, matanya terhenti pada profil pria bernama Alex.

Dia melihat foto pria itu, senyumnya hangat, dan deskripsi yang menggambarkan minat yang sama dengan miliknya.

Setelah mempertimbangkan sejenak, dia memutuskan untuk menyimpan Alex ke daftar sukanya. Setelah beberapa saat menunggu dengan harapan, layar ponselnya berkedip dengan notifikasi balasan. Pertanda bahwa Alex juga menambahkan Alyssa ke daftar favoritnya.

Alyssa tersenyum, menyadari bahwa mereka bisa berinteraksi sekarang. Percakapan mereka berlangsung dengan lancar, seolah-olah mereka sudah saling mengenal.

"Hmm, mungkin ini terdengar buru-buru. Tapi.. bisakah aku mendapat nomor teleponmu?" pinta Alex

Alyssa tersenyum, baginya tidak masalah membagikan nomornya. Jika dia tidak menyukainya, dia bisa langsung memblokirnya.

Mereka bertukar nomor telepon, memastikan bahwa percakapan mereka malam itu bukanlah yang terakhir. Dengan senyum yang berdebar, Alex dan Alyssa melanjutkan komunikasinya, mereka juga saling bertukar akun media sosial.

Pada hari-hari berikutnya, Alyssa duduk di samping tempat tidurnya dengan rasa frustasi dan tekanan. Dia membagikan perasaannya di status, berharap bisa menghilangkan sesak di dadanya.

Alex yang sudah beberapa minggu tidak berkomunikasi dengan Alyssa, merasa tergerak untuk membantu dan memberinya dukungan.

"Semangat, semangat, semangat!" tulisnya.

"Tapi aku masih galau," balas Alyssa.

"Keluar yuk, beli makanan. Aku traktir," ajak Alex.

"Mau sih, tapi gak berani," balas Alyssa, di sertai emoji senyum.

Alyssa membaca pesan itu dengan perasaan campur aduk. Dia merasa tersentuh oleh perhatian Alex, tapi tetap berusaha waspada pada orang yang baru di kenalnya. Alyssa terus menunjukkan rasa khawatirnya, tapi Alex tidak menyerah.

"Kenapa gak beraninya?" tanya Alex.

"Soalnya ini sudah malam, kerjaanku belum beres. Coba kalau ngajak perginya dari sore tadi," kata Alyssa, sambil menatap lembaran kertas di atas meja, tepat di hadapan tempat tidurnya.

"Yaudah, kalau gitu aku beliin makanan ya," kata Alex.

"Kamu becanda kan?" tanya Alyssa, masih tak yakin.

"Serius. Mau di beliin apa? Aku anterin nih," kata Alex, terlihat bersemangat.

"Becanda pasti," kata Alyssa.

"Benaran. Meski kamu gak bisa keluar, setidaknya kamu bisa makan sesuatu yang enak. Aku mau balikin mood kamu biar kembali baik," kata Alex dengan tulus.

Alyssa ragu sejenak, tetapi akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran tersebut dengan syarat yang membuatnya nyaman.

"Baik, tapi gimana kalau kamu seolah-olah jadi gofood? Aku gak bisa lama-lama soalnya," kata Alyssa, padahal sebenarnya dia masih takut.

Alex tersenyum membaca balasan itu, merasa senang karena akhirnya Alyssa mau menerima bantuannya. Sebenarnya itu hanya alasan Alex agar bisa bertemu. Selama ini, Alyssa selalu menolak ajakannya untuk keluar, membuatnya semakin penasaran dengan gadis yang baru dikenalnya.

"Setuju. Kirimkan lokasimu dan katakan apa yang ingin kamu makan. Aku segera menuju kesana," kata Alex.

"Lex, kamu jangan bercanda!" kata Alyssa sekali lagi.

Lihat selengkapnya